Aku masih berdiri di depan mesin minuman otomatis (yang mengeluarkan botol setelah dimasuki selembar uang lima ribu atau sepuluh ribuan) ketika mendengar celoteh anak kecil mendekat. Aku sempat menoleh ke arah sumber suara. Ternyata seorang wanita berbaju merah yang lumayan cantik sedang menggamit lengan dua balita perempuan kembar. Pantas saja celotehan mereka ramai sekali. Mereka kemudian melintas di belakangku sebelum kulanjutkan memilih minuman yang kusuka.
KEMBALI KE ARTIKEL