Nugroho mengatakan berkah yang dapat diperoleh oleh Indonesia dengan MEA antara lain: pasar yang lebih luas, kesempatan kerja baru yang lebih besar, serta UMKM yang akan berkembang. Sedangkan musibah jika Indonesia tidak siap antara lain: ksenjangan ekonomi antar negara ASEAN, SDM Indonesia yang belum sepenuhnya terdidik, kondisi infrastruktur yang masih buruk, homogenitas produk yang dihasilkan sesama anggota ASEAN, pengusaha yang lebih senang menguasai pasar dalam negeri, pemhaman masyarakat yang masih kurang tentang MEA, serta belum harmonisnya peraturan dan kebijakan ekonomi anatar negara ASEAN.
Untuk itu Nugroho menyatakan bahwa peningkatan infrastruktur dan kualitas SDM Indonesia mutlak perlu dilakukan secara terus menerus. Sosialisasi tentang MEA juga perlu dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat dan dunia usaha. SEcara khusus, menurut NUgroho, juga perlu perhatian lebih terhadap UMKM.
Sementara itu Mirwan yang lebih menyoroti SDM mengatakan bahwa MEA tak sepenugnya merupakan musibah atau berita buruk bagi SDM Indonesia. Mirwan mencontohkan banyaknya permintaan tenaga kerja Indonesia untuk merawat para lansia (lanjut usia) di luar negeri sangat besar. Masuknya SDM dari luar Indonesia juga tidak mudah karena perbedaan budaya, bahasa, dan lain-lain.
Sedangkan Dr. Muhamad Nur menyoroti peran Riset dan Teknologi menghadapi MEA. Menurut tMuhamad Nur, yang paling penting riset dan teknologi haruslah diaplikasikan dalam dunia nyata. "Misalnya saja bagaimana meningkaatkan kualitas buah-buahan Indonesia untuk bersaing dengan buah-buahan Thailand", kata Muhamad Nuh lagi. Jika hal itu tidak dilakukan maka menurut Nuh dunia Riset dan Teknologi akan memasuki apa yang disebut sebagai "lembah kematian".
Seminar dilanjutkan dengan rapat kerja pengurus HIMPAS Undip periode 2015-2016 yang pada acara itu dilantik oleh Pembantu direktur Pasca Sarjana Undip, Prof Suseno.