Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Medical Camp: Solusi Kesehatan Bagi Masyarakat Pedesaan

12 Agustus 2010   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:06 129 0
Pada Minggu (30/5) ratusan warga Daren Lor, Karanganyar, Turi, Sleman berkumpul di kediaman Ibu Sastrodiharjo. Sejak pukul 9.00-12.00 WIB mereka mengikuti acara Medical Camp yang digelar oleh Anand Krishna Centre Joglosemar. Dari anak-anak sampai orang tua menunggu giliran diperiksa oleh Dokter dan tim medis. Selain itu, tersedia pula layanan terapi rileksasi oleh para sukarelawan. Bakti sosial ini merupakan pemenuhan hak dasar masyarakat akan kesehatan. Tak sekedar janji kampanye tapi sungguh diwujudkan lewat aksi nyata. Bapak Susanto selaku perwakilan tuan rumah memberikan sambutan singkat bahwa Medical Camp ini 100 persen gratis. Baik pemeriksaan maupun obatnya. Sedangkan kepala Dukuh Karanganyar Bapak Dwi Hariyanto mengucapkan selamat datang dan terharu dengan kepedulian ini. "Jam 8 pagi sudah datang dari Semarang, Pati, Kendal, Solo dan Yogyakarta," tandasnya. Beliau juga tertarik dengan tulisan di kaos, "Kau Muslim, Kau Kristen, Kau Katolik, Kau Hindu, Kau Buddha, Kau Kong Hu Chu, Siapapun Kau, Kau Orang Indonesia dan Aku Cinta Kau." Pada sesi Penyuluhan Kesehatan, Dokter Hardiyanto menjelaskan 5 lapisan kesadaran manusia. Berupa lapisan fisik, energi, mental-emeosional, intelegensia dan spiritual. "Semuanya musti diolah dan seimbang," ujar dokter muda yang sehari-hari bekerja di R.S Bethesda Lempuyangwangi. Misalnya pada lapisan fisik, kita perlu menjaga pola makan. Menu "4 sehat 5 sempurna" ialah sajian khas Indonesia. Kita bisa mengkonsumsi produk pangan dari lingkungan sekitar, sehingga tak perlu mengimpor dari luar. Beliau juga memaparkan 2 temuan ilmiah. Pertama, susu ternyata tak membuat gemuk. Sebab kandungan indeks gulanya hanya 50 persen. Sedangkan roti bisa mencapai 80 persen. Kedua, anatomi gigi manusia menunjukkan bahwa kita lebih sesuai mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan ketimbang daging-dagingan. Sebab manusia hanya memiliki 4 taring untuk mencabik. Sedangkan geraham untuk mengunyah ada 20. Banyak warga mengeluhkan gejala masuk angin. Sebab tingkat kelembaban yang tinggi di daerah pemasok Salak Pondoh tersebut. Solusinya sederhana, setelah bangun tidur di pagi hari, jangan minum air putih yang dingin, bila mau minum air yang hangat dulu. Sutijo, warga setempat mengatakan, "Acara seperti ini sangat berguna karena masyarakat yang kurang mampu tetap bisa berobat."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun