RSI BANJARNEGARA - Akrab di masyarakat awam sebutan 'saraf kejepit', padahal secara medis hal tersebut disebut dengan istilah Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Ingin tahu gejala HNP ini? Simak penjelasan ahli dari RSI Banjarnegara ini.
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSI Banjarnegara, Jawa Tengah dr Ahmad Ramdoni SpOT menjelaskan mengenai gejala Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Simak penjelasan dari ahli berikut.
"Gejala HNP yang paling sering adalah nyeri pada bagian leher dan punggung. Nyeri akan terasa semakin berat jika pasien dalam keadaan duduk, bersin dan berjalan," nujar dokter muda ini.
Ia menambahkan, pada umumnya, gejala HNP dapat membaik dalam waktu 3 bulan namun bisa juga berubah menjadi kondisi kronik. Gejala yang biasa dialami oleh penderita HNP diantaranya, mati rasa, kebal dan kesemutan, nyeri dari sedang hingga berat, kelemahan pada beberapa area tubuh, ketidakmampuan mengontrol frekuensi BAK dan BAB.
Untuk mendiagnosis HNP, dokter perlu melakukan wawancara secara mendetail terkait dengan gejala yang timbul pada pasien, riwayat kesehatan pasien serta pekerjaan dan aktivitas pasien. Selain itu dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat postur tubuh, refleks dan kekuatan otot.
"Pasien juga akan dilihat kemampuan berjalan dan tingkat nyeri yang dialami oleh pasien. Selain itu, diperlukan pemeriksaan penunjang untuk memperkuat diagnosis HNP," jelasnya.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya, x-ray, gambaran x-ray dapat menggambarkan kondisi tulang belakang pada kasus HNP. Gambaran penyempitan celah atau perubahan alignment dari tulang belakang yang mengalami HNP akan terlihat jelas.
Pemeriksaan penunjang dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan standar utama dalam menegakkan diagnosis HNP, karena MRI merupakan pencitraan resonansi magnetik yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. Dengan pemeriksaan ini, struktur tulang belakang dan adanya herniasi (HNP) akan terlihat secara jelas.
Pemeriksaan Elektromiografi merupakan pemeriksaan penunjang dimana pada pemeriksaan ini kita dapat melihat konduksi dari nervus.
"Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan nervus yang terjepit," ujarnya. (*)