Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSI Banjarnegara dr Indranila Kurniasari SpKK menjelaskan Malassezia furfur adalah spesies jamur lipofilik, dimorfik, dan menyerupai khamir, yang terdapat pada kulit manusia sebagai patogen oportunistik, menyebabkan penyakit seperti ketombe, panau (pityriasis versicolar), dermatitis seboroik.
Jamur Malassezia memiliki struktur morfologi yang khas dan dapat dibedakan dengan jenis fungi yang lain. Secara mikroskopik, sel Malassezia berupa sel-sel bulat, bertunas, berdinding tebal, serta hifanya pendek dan tidak lurus serta memiliki spora bulat berkelompok yang berukuran 3-8 m.
Kemudian dokter Indranila menyebutkan, Pitiriasis versikolor atau penyakit panu merupakan salah satu jenis infeksi jamur yang paling sering ditemui di permukaan kulit dan disebabkan oleh jamur Malassezia.
"Jamur yang normalnya tidak berbahaya ini dapat menyebabkan terjadinya kelainan kulit bila mereka berubah bentuk menjadi jamur tipe filamentosa patogenik yang dapat tumbuh dengan cepat," ujarnya.
Â
Faktor yang berperan dalam memicu pertumbuhan jamur ini adalah udara yang panas dan lembab, produksi keringat yang berlebih, kulit berminyak, gangguan sistem pertahanan tubuh, atau perubahan hormonal.
"Pitiriasis versicolor lebih sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda, mungkin karena adanya peningkatan produksi minyak alami kulit (sebum) oleh kelenjar keringat, sehingga Malassezia memperoleh lebih banyak suplai makanan dan dapat tumbuh lebih subur di permukaan kulit," tandasnya.
Untuk diketahui, Â gejala yang sering ditemui dari penyakit ini adalah terbentuknya bercak-bercak berbentuk oval dan berbatas tegas di permukaan kulit, terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar keringat seperti leher, wajah, badan dan atau lengan.
Bercak ini dapat berwarna merah muda pada penderita dengan berkulit putih, dan dapat berwarna putih pucat sampai kecoklatan pada mereka yang berkulit gelap. Bercak dapat terasa gatal, terutama saat berada di tempat yang panas dan lembab, serta terlihat bersisik halus bila digaruk. (*)
Nugroho Purbo Humas RSI Banjarnegara