Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Dokter Spesialis Kulit Kelamin RSI Banjarnegara Ini Beberkan Soal Skabies

20 Oktober 2022   15:36 Diperbarui: 20 Oktober 2022   15:49 1567 5

BANJARNEGARA - Kali ini Dokter Indranila Kurniasari SpKK dokter spesialis kulit dan kelamin RSI Banjarnegara, Jawa Tengah mencoba menjelaskan apa itu skabies, bagaimana penularannya. Simak artikel ini, semoga bermanfaat.

"Skabies merupakan salah satu jenis penyakit kulit menular yang sering ditemui dan disebabkan oleh tungau 'Sarcoptes scabiei' yang berukuran sangat kecil dan tidak bisa terlihat dengan mata telanjang," ujar dokter Indranila ini.

Ia juga mengatakan, setiap tahunnya diperkirakan terdapat sekitar 300 juta orang yang terkena penyakit ini secara global, dengan angka kejadian yang lebih tinggi di negara-negara beriklim tropis dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dan tingkat kebersihan yang lebih rendah, terutama di daerah Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara.

"Menurut data dari puskesmas seluruh Indonesia (Depkes RI), angka kejadian skabies berkisar antara 5,6%-12,95%, dan penyakit ini menduduki urutan ke tiga pada daftar jenis penyakit kulit yang paling sering ditemui di negara kita," katanya.

Ia menjelaskan, penyakit ini umumnya ditularkan melalui kontak dekat dengan pengidap skabies, terutama mereka yang tinggal bersama dalam satu atap. Risiko penularan akan makin meningkat seiring dengan makin banyaknya jumlah tungau di kulit pengidap skabies.

"Penyebaran tungau biasanya dapat terjadi setelah terjadi sentuhan langsung dari kulit ke kulit selama sekurangnya sepuluh menit. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan pakaian, handuk, atau seprei yang dihinggapi tungau setelah digunakan oleh pengidap skabies," terangnya.

"Sebagian besar pengidap skabies umumnya memiliki sekitar 10--15 ekor tungau di kulitnya. Tungau skabies yang berukuran sangat kecil ini akan menggali terowongan di dalam kulit manusia untuk meletakkan telur-telurnya. Telur ini akan menetas dalam waktu 3-4 hari dan berkembang menjadi tungau dewasa dalam waktu 1--2 minggu," urai alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang ini.

Sekitar 4--6 minggu kemudian, pengidap skabies akan mengalami reaksi alergi terhadap protein tungau serta kotoran yang dikeluarkan oleh tungau di dalam terowongan tersebut, sehingga akan memicu munculnya ruam kulit disertai rasa gatal yang berat.

Kulit pengidap skabies umumnya menunjukkan gambaran ruam berwarna kemerahan yang berbentuk garis berkelok mengikuti bentuk terowongan disertai bintil-bintil berisi cairan.

Ruam ini dapat ditemui di berbagai bagian tubuh yang berbeda, antara lain seperti sela-sela jari, pergelangan tangan, telapak kaki dan tangan, ketiak, payudara, siku, pinggang, lutut, serta selangkangan, bokong, dan area kemaluan.

Pada usia kanak-kanak juga dapat ditemukan adanya ruam di wajah, leher dan kulit kepala.

Rasa gatal merupakan gejala yang paling dominan dari penyakit skabies dan umumnya akan terasa lebih berat di malam hari, sehingga akan mengganggu tidur dan mengurangi kualitas hidup pengidap skabies.

Kebiasaan menggaruk yang diakibatkan oleh rasa gatal ini juga dapat menimbulkan luka pada kulit, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi bakteri, yang kemudian akan makin memperberat kondisi penyakit kulit. (*)



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun