Mengulik kebudayaan sepertinya memang tidak sepatutnya dibahas hanya pada satu naskah saja. Apalagi yang akan saya giring adalah budaya yang bersubstansi golongan identitas tertentu. Mungkin akan lebih menarik jika pembaca tidak menggunakan nada membaca buku mata kuliah ya. Iramakan saja dengan monolog nada khas Jawa. Tegas dan bermoral.