Akrilamid merupakan senyawa penyusun poliakrilamid yang sering digunakan dalam pembuatan plastik, kertas, atau tekstil. Namun, senyawa ini juga dapat muncul pada makanan. Terlebih, jika terkonsumsi dalam jumlah yang banyak akan berbahaya dan berpotensi menyebabkan kanker.  Sebuah studi oleh WHO pada tahun 2002 menyatakan bahwa akrilamid terbukti menyebabkan tumor pada beberapa organ hewan percobaan seperti otak, jantung, kulit, dan ginjal.
Lembaga Administrasi Pangan Nasional Swedia (NFA) pada tahun 2002 menyatakan bahwa akrilamid terkandung pada makanan berkarbohidrat yang dimasak pada suhu tinggi (lebih dari 120°C) seperti digoreng, dipanggang, atau dibakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam 1 kg sampel nasi goreng mengandung akrilamid hingga 60 µg sedangkan nasi kukus tidak mengandung akrilamid secara berarti.  Tentu saja jumlahnya lebih rendah dari kandungan pada keripik pisang yang mencapai 770 µg/kg dan keripik kentang yang mencapai 1700 µg/kg.
Berbahaya atau tidaknya akrilamid bagi tubuh kita sangat ditentukan oleh jumlah yang dikonsumsi tiap harinya. Sebuah survey mengatakan jumlah akrilamid rata-rata yang dikonsumsi masyarakat Hongkong pada tahun 2002 sebesar 0,3 µg/kg berat badan untuk setiap harinya. Jumlahnya pada anak-anak sekolah lebih tinggi yaitu mencapai 0,4 µg/kg berat badan untuk setiap harinya. Hal ini dimungkinkan karena anak-anak sangat suka dengan produk gorengan seperti nasi goreng, keripik kentang, dan produk sejenisnya. Bisa jadi jumlah yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia lebih tinggi dari jumlah tersebut karena sebagian besar masyarakat Indonesia suka dan sering mengkonsumsi makanan gorengan.
Mengingat sering dan mudahnya menemui dan mengkonsumsi makanan gorengan di Indonesia, sangat sulit untuk menghindari terkonsumsinya akrilamid melalui makanan gorengan. Namun, untuk mengurangi resiko munculnya akrilamid pada makanan, sebaiknya jangan memasak makanan dengan suhu terlalu tinggi dan terlalu lama. Konsumsi makanan secara seimbang dan beragam serta perbanyak konsumsi buah dan sayuran.  Selektif dalam memilih jajanan juga sebaiknya mulai diterapkan demi kesehatan kita.