Karir kepenulisannya mulai mencuat ketika ia berkolaborasi dengan Arswendo Atmowiloto dalam majalah remaja Hai. Di sinilah Hilman memulai debutnya dengan menulis cerita bersambung yang kemudian menjadi sangat populer di kalangan pembaca remaja. Karya yang membuat namanya benar-benar dikenal adalah serial "Lupus", sebuah cerita tentang remaja SMA bernama Lupus yang penuh dengan humor, kepolosan, dan kisah-kisah cinta remaja yang menggemaskan.
"Lupus" pertama kali diterbitkan dalam bentuk cerita bersambung di majalah Hai pada tahun 1986. Kesuksesan cerita ini membuat Hilman dan timnya memutuskan untuk menerbitkannya dalam bentuk buku. Serial Lupus kemudian berkembang menjadi beberapa seri dan merambah ke berbagai media lain seperti film, sinetron, dan komik, menjadikannya sebagai salah satu ikon budaya pop Indonesia pada masanya.
Selain "Lupus", Hilman juga menulis berbagai karya lainnya, seperti serial "Olga", "Vanya", dan "Vivi". Tulisan-tulisan Hilman dikenal dengan gaya bahasanya yang ringan, segar, dan mudah dipahami, serta mampu menangkap berbagai dinamika kehidupan remaja dengan sangat baik. Karyanya tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai-nilai moral dan pembelajaran bagi para pembacanya.
Dalam kehidupan pribadinya, Hilman dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan dekat dengan pembaca serta penggemarnya. Meski sudah tidak muda lagi, Hilman tetap aktif menulis dan terlibat dalam berbagai proyek penulisan, baik itu buku, skenario film, maupun sinetron.
Hilman Hariwijaya meninggalkan jejak yang dalam dalam dunia sastra remaja Indonesia. Karya-karyanya tidak hanya menjadi bacaan populer, tetapi juga menjadi bagian dari kenangan indah masa remaja banyak orang yang tumbuh besar di era 1980-an hingga 1990-an. Hilman adalah contoh nyata bahwa menulis dengan hati dan kejujuran dapat menciptakan karya yang abadi dan dicintai banyak orang.