Aku lahir dari pasangan suami istri yang biasa kupanggil dengan sebutan Abak Ed dan Mama El. Abak bekerja sebagai Wiraswasta, Â sedangkan mama sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di rumah sakit. Abakku sangat suka membuat kerajinan-kerajinan baru, seperti lemari dari kayu dan lainnya. Sedangkan mamaku suka memasak dan mencoba resep-resep baru yang membuatku terkagum dengan kebiasaan mereka.
Kami sekeluarga menganut agama Islam. Pada bulan Ramadhan, kami biasanya melakukan shalat Isya dan Tarawih berjamaah di rumah dengan abak sebagai imam, lalu lanjut dengan tadarus Al Quran bersama-sama. Pada hari biasa, abak sering shalat berjamaah ke masjid, tapi  hanya shalat shubuh saja. Sedangkan mama lebih sering shalat di rumah bersamaku dan adik-adikku.
Aku memiliki dua adik perempuan. Adik pertamaku bernama Sahla. Dia sangat bandel jika dimintai tolong sesuatu. Tapi, dia sangat rajin membersihkan rumah. Berbanding terbalik dengan Hana, adik keduaku. Adik keduaku ini, dia suka dimintai tolong, tetapi juga suka mengotori rumah. Meskipun begitu aku tetap menyayangi mereka berdua, sama seperti aku menyayangi kedua orang tuaku.
Aku sangat suka membaca. Bukan membaca buku pelajaran, tetapi membaca novel dan cerpen. Tapi, jika dalam buku pelajaran itu ada materi kesukaanku, maka dalam 1 hari itu akan kuhabiskan untuk membacanya. Meskipun begitu, aku tetap lebih suka membaca novel ketimbang buku pelajaran.
Aku mempunyai cita-cita menjadi Dokter. Apa alasan utamaku ingin menjadi Dokter? Karena aku ingin melanjutkan pekerjaan mama. Alasan lainnya mengapa aku ingin menjadi Dokter, karena ini salah satu permintaan terakhir kakek. Cita-citaku ini datang dari diriku sendiri, bukan paksaan dari orang tua meskipun mereka juga berharap aku bisa mencapainya. Kelak jika dewasa nanti, aku ingin membuat bangga orang tuaku dengan menggapai cita-citaku dengan sungguh-sungguh.
Dulu sebelum masuk TK, aku tidak ada Paud. Aku tidak tau alasan pastinya. Tapi kata abak, alasan dia tidak memasukkanku Paud, agar aku bisa masuk SD lebih cepat. Tapi aku rasa bukan itu alasan pastinya, ada hal lain. Hanya saja aku tidak tau apa alasannya. Saat kutanya lagi apa alasan lainnya, abakku bilang bahwa dia tidak terlalu ingat apa alasan lainnya. Alhasil aku masih bertanya tanya soal itu.
Pendidikanku dimulai di TK RA Al Quran Thawalib Padang Panjang. Sekolahku itu berjarak sekitar 550 M dari rumah. Karena waktu itu aku masih kecil, jadi aku selalu diantar abakku menggunakan motor ke sana. Disana, aku menjadi murid kedua tercepat dalam menamatkan Kibar C, di saat teman-temanku masih Kibar B dan Kibar A.
Aku melanjutkan pendidikanku menuju jenjang SD saat berumur 6 tahun di MIUT Thawalib Padang Panjang. Berlokasi sama dekatnya dengan TK-ku dulu. Atau bisa dibilang tempat SD-ku tepat berada didepan TK-ku dulu. Hanya dibatasi dengan lapangan upacara bendera. Biasanya, lapangan itu juga digunakan anak-anak TK untuk senam pagi bersama. Salah satu prestasi terakhirku di MIUT, menjadi juara 3 pada kelas 6 SD dan menjadi murid peringkat 4 dari 90 murid tertinggi dalam UAM (Ujian Akhir Madrasah). Sebenarnya itu bukan prestasi sih, hanya bentuk apresiasi untuk diri sendiri aja.
Saat ini aku bersekolah di sekolah favoritku, MTsN Padang Panjang. Awalnya, saat mama bilang dia ingin memasukkanku ke MTsN, aku sedikit ragu. Karena aku tidak terlalu percaya diri untuk lulus disana. Tapi, setelah belajar dan mencoba menjawab soal-soal tahun sebelumnya, akhirnya aku bisa melewatinya dan lulus disana. Aku sangat bahagia waktu itu, juga mama.
Awal kelas 7, aku hanya akrab dengan teman-teman dari SD-ku. Kami bertiga selalu pergi bersama-sama kemanapun. Dan bahkan kami memiliki julukan  "Trio Anak Pintar". Kenapa? Karena kami pernah meraih juara kelas bersama-sama. Khansa juara 1. Aku juara 2. Dan Aliya juara 3. Itu benar-benar kebetulan luar biasa.
Masuk kelas 8 juga tidak kalah seru. Aku punya teman sefrekuensi disana dan juga guru-guru baik. Oh, tapi tetap saja, aku tidak melupakan teman-teman lamaku itu.
Di kelas 9 ini, aku sangat ingin membuat kenangan seru juga. Agar saat lulus nanti, aku bisa mengenang setiap tahun bersekolah di MTsN ini.
Rencananya, setelah lulus MTsN, aku ingin lanjut ke SMA Negeri 1 Padang Panjang. Alasan utama aku ingin masuk kesana, karena aku tidak ingin salah pergaulan. Jika aku lulus, aku ingin menjadi salah satu anak berprestasi disana dan membuat orang tuaku bangga padaku.
Lulus SMA, aku ingin kuliah Kedokteran di UNP. Kenapa aku ingin di UNP? Karena kampus Kedokterannya berlokasi di Bukittinggi. Dekat dari lokasi kampungku. Jadi, jika aku lulus disana, aku bisa tinggal di kampung dan tidak perlu mencari kossan.
Setelah tamat S1, aku ingin melanjutkan kuliah S2 agar aku mendapat pekerjaan bagus. Lalu, jika aku masih sanggup, aku akan melanjutkan kuliah S3. Jika bisa, kuliah S3 atau S2 ku dibarengi dengan kerja sementara dulu. Mungkin bekerja di tempat praktek atau semacamnya.
Setelah mendapat tempat bekerja layak di rumah sakit atau di puskesmas, saat berumur 23 tahun, aku akan mencari tempat tinggal layak untuk aku dan keluargaku. Juga mobil, jika aku mampu membelinya.
Disamping mencari tempat tinggal dan bekerja, aku juga ingin menuntaskan tahfizh ku. 15 juz, kalau bisa. Jika tidak, minimal 10 juz aku bisa menuntaskannya. Inshaallah.
Perihal pernikahan, aku ingin menikah di usia 25 tahun. Setidaknya, setelah aku lumayan sukses dan bisa membantu pasanganku kelak untuk menafkahi keluargaku. Jika ditanya apa syarat atau ciri-ciri pasangan idamanku, aku ingin pasanganku taat agama, baik, dan penyayang. Juga kalau bisa, hafal 30 juz.
Aku ingin mempunyai anak di usia 26 dan 28 tahun. 2 anak. Anak pertama, aku ingin laki-laki. Karena sejak dulu aku sangat ingin mempunyai saudara laki-laki, tapi tidak pernah dapat. Jadi aku sangat ingin merasakan bagaimana peran anak laki-laki dalam keluargaku, juga perannya sebagai seorang abang. Anak kedua, aku ingin perempuan. Kalau ini aku tidak tahu alasannya apa. Aku merasa cocok saja.
Setelah aku mempunyai penghasilan atau penyimpanan cukup, aku ingin membuatkan rumah untuk orang tuaku. Dan jika bisa, aku juga akan memberangkatkan kedua orang tuaku beserta kedua adik-adikku untuk naik haji.
Perihal aku ingin naik haji di umur berapa, aku ingin di umur 50-an. Dan aku akan mengajak pasanganku dan juga anak-anakku berangkat bersama. Tapi jika sebelum umur 50 Â aku sudah memiliki penghasilan cukup untuk berangkat, aku akan mempercepatnya. Atau kalau bisa, dalam hidup ini, aku ingin haji lebih dari satu kali. Setidaknya dua kali.
Terget sedekahku, aku ingin menjadi salah satu donatur tetap di salah satu panti sosial atau panti jompo di dekat tempat tinggalku. Kalau bisa, aku juga akan menjadi donatur tetap masjid-masjid terpencil dan mushalla dekat rumahku.
Setelah semuanya aku lakukan, aku berkeinginan membangun masjid atau mushalla baru di tempat tinggalku. Kalau bisa, aku juga berkeinginan untuk membangun pondok pesantren atau madrasah anak-anak remaja. Dan kalau sempat, jika aku memiliki waktu luang, aku ingin mengajarkan tahfizh pada anak-anak pondok atau madrasah itu.
Aku ingin meninggal setelah anak-anakku sudah punya pendamping dan sudah bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Dan perihal di umur berapa aku ingin meninggal, aku ingin meninggal pada umur 80-an dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin.