21 Januari 2011 02:20Diperbarui: 26 Juni 2015 09:201546
Klip-klop, lampu-lampu menyala seperti kedipanMenjulurkan cahaya pada wajah batu yang duduk sendiriDi sebuah taman, di sebuah kerinduanMasa lalu membelainya dalam sebuah gerimis pelanIni kota, batu menggerakkan ingatan, mengasingkan segalanyaPasti kau menyangka si batu hanya dalam kepalaku,Duduk mengerjai waktu sambil minum kopi luwakPadahal, senja itu semua orang bersaksi,Melihat sang batu menangis terseduDi sebuah gerimis pelanKlip-klop, lampu-lampu ditegur tukang sapuYang datang ke taman untuk menyelesaikan PR anaknya yang kelas satuSebab di rumahnya, lampu-lampu tak lebih bercahaya dibanding kunang-kunangIa bersandar pada sang batu yang bersin-bersin sehabis gerimis pelanAjari aku menulis surat, kata batu pada tukang sapuAkan kukabari jarak, akan kurangkum ruang, yang memisahkanku Tukang sapu diam sejenak, PR anaknya tentang kata bendaYang tidak bergerak, tidak berkata, apalagi meminta diajari menulis surat
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.