Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Penggunaan Briket Batubara sebagai Sumber Energi Alternatif

5 Oktober 2011   06:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:19 3050 0
Penduduk Indonesia yang bergolongan ekonomi menengah ke bawah masih cukup banyak yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk menjalankan kehidupan kesehariannya. Padahal, harga minyak bumi yang beberapa tahun terakhir ini sangat bergejolak dan cenderung mengalami trend kenaikan harga membuat harga minyak tanahpun semakin meningkat. Berbagai sumber energi alternatif pengganti BBM tentunya sangat diperlukan dalam rangka menghadapi kondisi ini. Salah satu energi alternatif untuk kebutuhan memasak yang berpotensi bagi penduduk ekonomi menengah ke bawah adalah briket batubara.

Walaupun cadangan batubara di Indonesia relatif besar, sebagian besar sumber daya batubatra tersebut merupakan batubara berperingkat rendah yang berkadar air tinggi. Batubara berperingkat rendah akan cocok untuk berbagai kebutuhan rumah tangga dan industri kecil, misalnya memasak. Oleh karena itu, bentuk briket merupakan bentuk paling cocok sebagai sumber energi alternatif memasak di kegiatan rumah tangga.



Selanjutnya, perbandingan analisis ekonomi pada investasi dan pengeluaran saat menggunakan minyak tanah, elpiji, dan briket batubara akan diperlihatkan. Berbagai asumsi yang dipakai dalam analisis ekonomi ini adalah sebagai berikut:

1. Investasi awal untuk penggunaan minyak tanah dan briket batubara adalah berupa kompor

2. Investasi awal untuk penggunaan elpiji adalah berupa kompor gas, regulator, dan tabung elpiji 3 kg.

3. Harga dari minyak tanah dan elpiji adalah harga yang ditetapkan oleh PT Pertamina sebagai bahan bakar bersubsidi

4. Harga briket batubara merupakan harga nyata di daerah Bandung, Jawa Barat (di tingkat pengecer)

5. Lama penggunaan bahan bakar : 2 jam/hari

Setelah sekitar 6 bulan pemakaian briket batubara, pengguna briket diprediksi sudah mampu menekan pengeluaran total dibandingkan jika menggunakan bahan bakar minyak tanah atau elpiji. Penggunaan bahan bakar elpiji relatif mahal di awal karena investasi peralatannya relatif lebih mahal dibandingkan yang lain. Penggunaan elpiji baru akan ekonomis saat bahan bakar ini digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Dalam jangka waktu 1 tahun, diperlihatkan bahwa baik elpiji maupun briket batubara sudah mampu memberikan penghematan jika dibandingkan dengan penggunaan minyak tanah yang masih banyak digunakan sekarang untuk memasak. Analisis ekonomi dengan berbagai asumsi kasar di atas ini menunjukkan adanya potensi keekonomisan penggunaan bahan bakar alternatif briket batubara dalam menggantikan minyak tanah saat ini.

CARA MEMBUAT BRIKET DARI LIMBAH PERTANIAN :

Limbah pertanian seperti kulit kacang, bonggol jagung, dan tempurung kelapa bisa diolah menjadi briket. Di tengah rencana pemerintah menaikkan harga elpiji, briket bisa menjadi bahan bakar alternatif.

Setiap 1 kilogram briket bisa menghasilkan panas hingga 1,5 jam. Dengan harga Rp 2.500 per kg, biaya lebih hemat dibandingkan dengan elpiji. ”Menggunakan elpiji, panas 1,5 jam butuh biaya Rp 7.000,” kata Edi Gunarto, perajin briket di Dusun Plebengan, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Selasa (30/11).

Dalam sehari, ia memproduksi 100 kg briket. Untuk briket sebanyak itu, dia butuh bahan baku kulit kacang tanah dan bonggol jagung 200 kg. Produksi briketnya selalu habis diserap pasar, terutama industri rumah tangga.

Di kalangan industri rumah tangga, briket menjadi bahan bakar alternatif murah dibandingkan dengan elpiji atau batubara. ”Mayoritas pelanggan kami usaha katering, batik, dan industri makanan dan minuman yang butuh pembakaran,” ujarnya.

Briket belum banyak diminati konsumen rumah tangga. Kebiasaan siap pakai dan kepraktisan membuat warga memilih elpiji.

”Briket harus digunakan sampai nyala apinya habis, sementara di rumah tangga pemakaiannya tak menentu. Kami sedang mendesain kompor tungku yang bisa digunakan praktis,” katanya.

Pembuatan briket diawali pembakaran bahan baku di drum selama dua jam. Setelah dingin, bahan itu lalu dihancurkan hingga menjadi serbuk dan dicampur tepung kanji dengan perbandingan 10:1. Proses terakhir adalah cetak briket dengan mesin.

Novi Setiawan, perajin briket di Jurug, Bangunharjo, Sewon, mengatakan, tempurung kelapa juga bisa jadi briket. Harga jualnya jauh lebih tinggi, yakni Rp 7.350 per buah. Briket lainnya Rp 2.000-Rp 2.500 per buah. Daya tahan panas yang lebih lama menjadi alasan utama.

Briket lebih banyak diekspor. Namun, fluktuatif. ”Kami mulai melirik lokal, terutama industri rumah tangga,” ujarnya.

KESIMPULANYA

Berbagai sumber energi alternatif pengganti BBM tentunya sangat diperlukan dalam rangka menghadapi kondisi ini. Salah satu energi alternatif untuk kebutuhan memasak yang berpotensi bagi penduduk ekonomi menengah ke bawah adalah briket batubara. Dan analisis ekonomi dengan berbagai asumsi kasar di atas ini menunjukkan adanya potensi keekonomisan penggunaan bahan bakar alternatif briket batubara dalam menggantikan minyak tanah saat ini.

sumber :

- http://www.kaskus.us

- http://beritayogyaku.multiply.com/journal/item/65

-

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun