Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Dari Mata Sipit Melayu: Menyemai Keberagaman, Meneguhkan Daerah

26 Juli 2024   14:21 Diperbarui: 26 Juli 2024   14:30 119 0
Saya akrab dipanggil budi, kelahiran kabupaten sanggau. Saya lahir, tumbuh, dan berkembang di sebuah daerah multikultural dan beragam adat budaya yaitu provinsi kalimantan barat. Sebuah provinsi terluas keempat di indonesia dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 5,414.390. islam adalah agama paling banyak dianut (60,07%)  kemudian kristen (33,74%), katolik (22,16%), buddha (5,85%), hindu (0,05%) dan kepercayaan (0,03%). Di kalimantan barat terdapat banyak suku dan budaya, sebut saja dayak yang mendominasi, suku dayak pun dibagi ke beberapa rumpun/stanmeras besar (dayak iban, dayak jangkang, dayak kendayan, dayak Ot Danum, dsb) kemudian dibagi lagi ke dalam rumpun yang lebih kecil yang kesemuanya itu memiliki perbedaan bahasa, dialek, ritual keagamaan, ritual adat, hukum adat walaupun memiliki kesamaan sebagai "dayak". Selain dayak di kalimantan barat juga masyarakat dengan suku melayu, bugis, jawa, hakka, tiochiu, dan tionghoa. Dari demografi seperti itu cukup jelas bila bicara keberagaman dan isu toleransi, kalimantan barat harus paling depan untuk membangun isu-isu tersebut, hal ini belum didasari pada histori berdarah panjang di masa lalu akibat beberapa sejarah kelam kalimantan barat akibat konflik antar etnis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun