Sore itu
Tersangkut di saku jaketku
Saat kita duduk di masa lampau
Di pinggir pantai tempat kau datang
Kau menyusup di balik pintu
Masuk ke bawah tulang rusuk
Sebab kau bilang adalah milikmu
Aku mengiyakan saja meski kulihat
Maut menunggu
Kuharap aku bisa selesaikan
Bahasa untukmu
Sebelum kau berangkat kembali
Bersama kapal dan nahkoda yang lain
Aku mulai mempercepat menegur kemarau
Menyulam atma menjadi butir-butir air
Sebagai simpananmu saat nanti dahaga
Kau tidak akan lihat aku menggigil
Aku sudah menyalakan api unggun di mataku
Agar aku bisa berpura-pura menjadi teman seperti ajal
Memutar musik kerontang putusku
Mengambil alih atas tubuhku
Menyaksikanmu bertumbuh di sela-sela laguku
Di perapian itu,
Kau akan melihatku tidur