Maraknya aksi-aksi radikalisme yang terjadi dalam beberapa kurun waktu ini lebih cenderung ke dalam isu-isu ideologi keagamaan, maka seolah-olah agama adalah sarang radikalisme. Akar masalah yang terjadi melalui beberapa faktor, yaitu faktor, sosial, ekonomi, politik, hingga psikologis.
Peran Metodologi Studi Islam dalam Menangani Radikalisme
1. Tawasuth (moderat) mengambil jalan tengah yang lebih bijaksana. Cara ini mengajarkan kita bahwa manusia memiliki kebebasan untuk melakukan suatu aktivitas tetapi sebebas apapun manusia masih dibatasi oleh kehendak Tuhan yang Maha kuasa.
2. Tawazun (keseimbangan). Dengan ini mengajarkan bahwa manusia tidak boleh memandang suatu realitas tidak boleh bersifat ekstrim baik kekiri maupun kekanan. Contohnya seperti, manusia yang baik tidak terlalu berlebihan pada saat senang atau benci kepada sesuatu.
3. Keadilan, yang mengajarkan bahwa diantara sesama manusia harus saling memberikan kepercayaan dan kepercayaan harus memberikan peran.
4. Tafsir. Melalui tafsir berbagai ajaran metode tafsir Alquran untuk memahami makna yang terkandung didalamnya.
Selain itu ada beberapa langkah yang dapat menangani radikalisme yaitu :
1. Menanamkan nilai-nilai moderasi: menekankan pentingnya toleransi
2. Memperkuat literasi keagamaan: membekali masyarakat degan pendidikan yang cukup untuk membedakan antara ajaran Islam yang benar dan yang salah.
3. Pemanfaatan teknologi: memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan pemahaman Islam yang moderat
4. Pengembangan sumber daya manusia
Metodologi studi Islam memiliki potensi besar untuk menjadi benteng melawan radikalisme. Dengan memahami ajaran Islam yang mendalam dan kritis, kita dapat membangun masyarakat yang lebih toleran, damai, dan sejahtera.