Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Workshop Gerakan Indonesia Menulis

22 Oktober 2014   16:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:08 117 3
Berawal dengan datangnya sebuah undangan Kemenparekraf RI via email, sempat terbetik ragu, apa mungkin bisa menghadiri acara yang tercantum dalam undangan itu sementara tidak sedikit juga rutinitas harian yang pastinya harus dikorbankan. Namun di sisi lain, undangan Kemenparekraf mempunyai daya tarik tersendiri belum lagi, para pembicara yang terlibatpun merupakan para pesohor negeri ini yang memancing antusias siapapun untuk bersemangat meleburkan diri. Sebutlah ada Bang Moammar Emka, selaku penulis buku Jakarta Under Cover sekaligus pendiri GagasMedia.net dan mbak Helvy Tiana Rosa, penulis Novel sekaligus kakak kandung dari mbak Asmanadia (Penulis novel Catatan Harian Seorang Istri) dimana bukunya kemudian diangkat dalam sebuah sinetron yang tayang di RCTI dan telah berhasil menduduki rating papan atas untuk acara televisi yang banyak menyedot pemirsa dan tentunya pundi-pundi iklan. Akhirnya bukanlah sesuatu yang ajaib bila, "Workshop Gerakan Indonesia Menulis", yang dimulai tepat pukul 9.00 WIB tanggal 27 Agustus 2014 bertempat di Red Top Hotel Pecenongan dipadati puluhan penulis mulai dari yang amatir sampai dengan penulis profesional top markotop sebagaimana penulis blog ini yang cantik, dermawan, baik hati dan tidak sombong, hihi.. (PeDe.com) Acara dibuka dengan sambutan dari Bapak Ikbal selaku Direktur Media Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif (Dirmedkemenparekraf) yang menggaris bawahi betapa KemenParekraf memiliki tanggung jawab moral yang tinggi untuk mendorong juga memfasilitasi masyarakat yang ingin belajar karena pendidikan itu adalah kebutuhan primer bagi setiap bangsa tak terkecuali setiap anak bangsa Indonesia. Walau serius, banyak tekanan dan wejangan berbobot disana-sini namun sambutan Bapak Ikbal terkesan mudah diserap karena kepiawaian beliau mengaduk emosi audiens yang kadang terperangah, kaget ataupun tersenyum geli. Bahkan, ditengah ketakjuban pada hal-hal yang diperlukan guna siap menghadapi tantangan-tantangan baru yang lebih rumit lagi kompleks malahan mereka, para audiens Bapak Ikbal bisa tertawa ringan. Walau dari sejak terbit matahari hingga terbenam, sebenarnya mendengarkan wejangan Bapak Ikbal tidak akan membosankan tetapi Bang Emka pasti akan gelisah karena beliau ingin juga bersegera menyumbangkan ilmunya. Bagi bang EmKa "Menulislah dari sekarang"..., Why!? Because menulis itu ternyata therapy jiwa, lho! Kapan waktu yang tepat untuk menulis? Sekarang! Galau? Sedih? Marah? Tulis saja! Semua orang bisa menulis kok! Emang di zaman pra sejarah? Menulis itu bukan bakat terpendam yang harus dalam-dalam digali atau ditambang tetapi bagaimana kemauan dari individunya sendiri yg ingin menulis Paparan dari bang EmKa diselingi tanya jawab yang menjadikan suasana workshop makin seruuuu seperti film action ala Hollywood! Eh jangan salah sangka ya.., kadang audiens yang bertanya tetapi tidak jarang juga Bang EmKa yang bertanya kepada audiens maklumlah di acara kan banyak penulis top markotop seperti ehm.., penulis blog ini.., haha! Senada walau tak serupa dengan Bang EmKa, mbak Helvy menyambung, Menulis itu adalah olah raga sekaligus olah rasa. "Menulis bisa mengubah Dunia!". Terbukti pada banyak kasus, menulis bisa menambah nyawa, harta, tahta dan wanita. Bahkan jiwa ragapun semakin sehat. Mulailah menulis walau berawal dari tulisan gratisan sekalipun! Kan semua orang bisa jadi Penulis? caranya? Baca sebanyak-banyaknya. Baca, baca, baca dan baca! Luaskan Cakrawala. Lahap semua buku! Kicau Mba' Helvy hingga burung cicakrawapun tersipu malu.., coz kalah ceria! Meski ditengah serbuan angin dingin 16'Celcius dari bibir AC sentral gedung, suasana bertambah hangat karena Mba' Helvy itu ternyata pribadi yang ramah dan bersahaja. Pembicara yang tidak mendikte membuat suasana menjadi cair ditengah paparan demi paparan berbobot. Guyonan-guyonan segar cetar membahana, seakan nuansa serial televisi "Bill Cosby" hadir kembali. Selama workshop berlangsung, audiens disuguhi berlembar-lembar kertas yang berisi berbagai pertanyaan seputar menulis bahkan saat workshop tersebut berlangsung, audiens diharuskan membuat tulisan dengan tema bebas tapi sesuai dengan kegiatan workshop dan hasil tulisan segera dibacakan pula di tempat. Ada tulisan bernuansa romantis, amarah, tersedu, hikmah bahkan ada tulisan yang menyiratkan kegalauan. Kebayang deh, audienspun makin bekakakan jumpalitan! Ngeri... Berhubung workshop sangat menyenangkan, para peserta sangat antusias menulis cerita, fiksi, non fiksi atau lainnya. Tak ingin ketinggalan, inilah karya penulis yang ditulis mendadak ditempat dan belum dirilis karena belum ada produser yang tertarik :D)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun