Pada pucuk daun kopi milik mertuaku
Sering ku sentuh dan berbisik
Kala batang-batang kakao bersentuhan di tengah terik
Saat duri-duri salak menua
Gemerisik daun kering di tanah
Aah...mengapa tak adil padaku
Bukankah sama statusku dengan dirinya
Menantu!
Atau karena ku tak pandai bermanis kata
Menjilati hati
Padamu buah cengkeh yang tergoyang di puncak
Tolong  jaga curhatku
Biarlah ku tetap menjadi AKU meski tak mendapat kasih mertuaku