Di bawah rinai hujan, seorang ayah berjuang. Berbekal nampan kayu, ia berkeliling menawarkan es segar, menembus tetesan air hujan dan kerumunan orang demi beberapa ribu rupiah. Bagi sebagian orang, es itu hanya pelepas dahaga. Tapi bagi pria ini, es adalah harapan; harapan untuk menyekolahkan anak-anaknya, harapan agar dapurnya tetap mengepul, harapan agar keluarganya tetap bertahan.
KEMBALI KE ARTIKEL