Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Menemukan Inspirasi Saat Zoning Out, Memangnya Bisa?

31 Oktober 2024   05:39 Diperbarui: 31 Oktober 2024   07:51 147 30
Sebenarnya, membaca buku adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Selain bisa menambah wawasan pengetahuan, imajinasi kita juga terlatih untuk lebih aktif, terutama pada saat kita membaca sebuah cerita fiksi.

Namun sayang, saat ini masih banyak sekali orang-orang yang tidak suka membaca buku. Mereka cenderung lebih menyukai informasi yang ditampilkan secara visual lewat video.

Bagi yang senang membaca buku, kondisi zoning out bisa jadi pernah dialami atau bahkan sering dialami ketika sedang asik membaca.

Melansir halaman indozone.id, zoning out dalam bahasa Indonesia baku, merujuk kepada seseorang yang suka melamun atau bengong. Tak mengenal situasi, baik di kala sepi maupun keramaian, mereka seperti kerap membiarkan jiwa dan pikiran mereka entah pergi ke mana.

Maka, zoning out ketika sedang membaca buku merupakan kondisi di mana tiba-tiba pikiran melayang tak tentu arah, dan sebelum menyadari hal itu, kita sudah berpindah ke halaman baru tanpa dapat mengingat isi halaman sebelumnya.

Saya pun cukup sering mengalami zoning out pada saat sedang membaca buku. Saat menyadari bahwa fokus membaca saya buyar, dan tangan sudah terlanjur membalik ke halaman baru, biasanya saya akan mulai mengatur fokus lagi dan kembali ke halaman sebelumnya.

Di halaman sebelumnya, saya akan mencari kalimat terakhir yang saya baca pada saat sebelum buyar. Dan biasanya kalimat tersebut masih menempel jelas dalam ingatan saya, sehingga dapat menjadi patokan untuk mulai membaca ulang isi halaman tersebut.

Zoning out saat membaca buku dapat diatasi dengan cara lebih berkonsentrasi lagi kepada setiap kalimat yang kita baca. Agar kita tidak perlu membolak-balik halaman berkali-kali hanya untuk kembali mendapatkan fokus.

Memilih tempat yang paling nyaman, juga diperlukan untuk mengatasi terjadinya zoning out saat membaca buku. Kebanyakan orang akan memilih tempat yang sunyi dan tenang. Serta memilih waktu yang dianggap paling tepat untuk membaca, seperti saat larut malam atau sebelum subuh, di mana pada waktu tersebut suasana sekitar terasa masih sunyi.

Cara mengatur fokus bagi setiap orang berbeda-beda. Ada tipe orang yang membaca buku dengan fokus penuh tanpa mengenal waktu, bahkan ada yang senang membaca sambil mendengarkan alunan musik.

Ada juga tipe orang yang mampu mempertahankan fokusnya, meski berada di antara keramaian. Ia tetap dapat menangkap dan memahami dengan baik setiap kalimat yang dibacanya, meski kondisi di sekitarnya cukup ramai orang berlalu-lalang.

Mengalami zoning out ketika membaca buku, rasanya memang cukup mengesalkan. Namun, saya justru sering menemukan ide baru atau inspirasi dalam kondisi zoning out.

Ketika mengalami zoning out, pikiran yang melayang tak tentu arah ini tentu saja dapat menjangkau hal yang luas. Dan tentu saja bebas memikirkan segala hal, termasuk tidak sengaja terpikirkan tentang sebuah ide baru atau inspirasi untuk menghasilkan sesuatu. Entah itu berupa karya atau apapun yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.

Oleh sebab itu, zoning out janganlah selalu dipandang sebelah mata sebagai kondisi yang tidak baik. Zoning out yang mampu menghasilkan sebuah ide positif, tentu saja merupakan hal yang baik.

Namun tetap saja, alangkah lebih baiknya jika kita dapat terhindar dari zoning out ketika membaca buku. Sebab, kegiatan membaca merupakan salah satu cara yang tepat untuk melatih konsentrasi, ketekunan, ketelitian, dan pemahaman kita terhadap apa yang tengah kita baca.(*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun