Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Maaf yang Berarti

10 Juli 2024   11:56 Diperbarui: 10 Juli 2024   12:15 85 24
Clara telah menunjukkan kualitas dirinya yang sesungguhnya. Ia sedang naik daun, berdiri di atas panggung yang megah itu, berdampingan dengan seorang artis senior untuk sama-sama membacakan nominasi.

Semua mata tertuju padanya, berjuta pasang mata menyaksikan penampilannya malam itu lewat layar televisi.

Wajahnya yang rupawan dan kebolehannya dalam berakting akhir-akhir ini, telah sukses menyita perhatian banyak orang. Begitu pun awak media yang mulai memburu kehidupan pribadinya.

Malam kian larut, Clara telah menyelesaikan tugasnya dalam acara malam anugerah penghargaan yang digelar setiap tahun itu. Bersama Rini, asisten sekaligus teman lamanya, Clara melenggang meninggalkan ruang rias menuju area parkir.

Namun langkahnya terhenti dan senyum di bibirnya memudar, manakala pandangannya tertuju pada sosok lelaki di seberang sana yang tersenyum padanya.

"Wah, ngapain dia di sini?!" ucap Rini yang berdiri di balik tubuh Clara.

Clara masih terdiam di tempatnya, sementara Ferry, lelaki itu melangkah kian mendekat padanya. Ferry tak peduli meski Clara memandangnya dengan sinis.

"Hai, lama ngga ketemu." Ferry menyodorkan tangannya, seolah semua baik-baik saja dan tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

Tapi Clara tak mau menerima tangan itu, ia justru melipat tangannya, bersedekap dada dan tersenyum mengejek, "Ah iya, orang kaya pasti punya banyak cara untuk bisa datang ke sini. Ayo Rin!" ucapnya kemudian mengajak Rini segera pergi.

Ferry menghela nafas, memandang kian menjauhnya punggung Clara yang dulu pernah dijadikannya tempat bersandar.

Dalam perjalanan pulang, Clara menangis tersedu. Ia benci harus bertemu lagi dengan lelaki yang telah mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri. Ingatan dalam memorinya terputar kembali, saat ia mendapati Lia sahabatnya sedang memasak di unit apartemen milik Ferry.

Tak hanya itu, bahkan ibu dari Ferry yang juga ada di sana terang-terangan lebih memilih Lia menjadi menantunya dibanding Clara yang berasal dari keluarga sederhana.

Tak terima harga dirinya diinjak, pada saat itu juga Clara melepas cincin tunangannya, dan melemparnya ke wajah Ferry. Lelaki yang hanya bisa diam dan tak mau memperjuangkan dirinya di hadapan sang ibu. Lengkap sudah sakit hati Clara. Waktu itu Clara memang bukan siapa-siapa, ia bukanlah artis terkenal seperti sekarang.

Clara mengusap air matanya, dan bersiap turun dari mobil karena mereka sudah hampir sampai. Namun ternyata Ferry tak menyerah, lelaki itu telah sampai lebih dulu dan berdiri di depan pagar rumah Clara.

"Wah, hebat ya! Bisa tau rumah gue." dengan nada mengejek Clara bertepuk tangan. "Mau apa?"

"Maaf." jawabnya singkat memandang wajah Clara.

"Maaf? Merasa berbuat kesalahan? Lo dan keluarga lo udah lebih dari cukup nyakitin gue. Pergi dari sini! Gue ngga mau berurusan sama suami orang."

"Ra..! Aku tau aku salah, ibu aku udah sakitin kamu. Dan Lia....."

"Apa? Cukup ya! Jangan pernah datang lagi!"

Clara berlalu begitu saja, menekan sekuat tenaga rasa cintanya yang masih tersisa untuk Ferry di relung hatinya yang terdalam.

Ferry sudah salah menduga, ia kira ia akan pulang dengan mendapat maaf yang tulus dari Clara. Maaf yang begitu berarti, karena tiga kali keguguran yang dialami Lia, dianggapnya sebagai karma atas perbuatannya yang telah mencampakkan Clara di masa lalu.(*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun