Sang pelaku yang sering disebut sebagai love bomber, akan menghujani pasangannya dengan kasih sayang, pujian serta perhatian berlebihan pada masa awal hubungan mereka. Tindakan ini bertujuan untuk menciptakan ketergantungan emosional dan mendapatkan kontrol atas pasangan mereka.
Seiring berjalannya hubungan itu, maka pelaku love bombing tidak akan bersikap semanis di awal masa hubungan. Tentu saja hal itu akan menimbulkan sedikitnya rasa kecewa di hati pasangannya. Maka pada hubungan yang normal, sudah sepatutnya sejak awal masa hubungan, semua diawali dengan sikap dan ucapan yang wajar-wajar saja.
Perilaku seorang pelaku love bombing dapat dikenali dari ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Memberi pujian berlebihan; Love bomber cenderung memberi pujian yang melambung tinggi dan bicara tidak realistis tentang pasangan mereka, membuat pasangannya merasa sangat-sangat dihargai.
2. Memberikan kado mahal; Memberikan kado atau hadiah dalam bentuk barang atau makanan yang mahal secara berlebihan, bertujuan untuk membuat pasangan mereka akhirnya merasa berhutang budi.
3. Kontak yang intens; Terus-menerus mengirim pesan atau menelepon, hingga pasangan mereka merasa kesulitan untuk memiliki waktunya sendiri.
4. Desakan segera berkomitmen; Mendorong untuk segera berkomitmen ke arah lebih serius atau bahkan merencanakan masa depan bersama secara cepat, bahkan sebelum keduanya saling mengenal lebih jauh.
5. Tidak menghormati batasan; Pelaku sering kali marah atau bahkan frustrasi ketika pasangan mereka mencoba menetapkan batasan dalam hubungan mereka.
Pada awalnya, love bombing mungkin terasa menyenangkan dan romantis. Namun lebih jauh, perilaku ini tentu dapat menjadi sebuah bahaya karena menciptakan ketergantungan emosional yang tidak sehat.
Pelaku love bombing sering kali memiliki tujuan tersembunyi untuk mengendalikan dan memanipulasi pasangannya. Perilaku ini sering kali dikaitkan dengan gangguan kepribadian narsistik atau yang disebut dengan Narcissistic Personality Disorder.
Love bomber akan membuat pasangannya merasa bersalah jika tidak merespon dengan cara yang mereka inginkan. Mereka juga cenderung menunjukkan reaksi agresif jika pasangan mencoba untuk menetapkan batasan dalam hubungan. Padahal, hubungan yang sehat seharusnya memberikan ruang dan kebebasan bagi kedua belah pihak untuk berkembang secara individu, tanpa tekanan berlebihan dari salah satu pihak.
Maka untuk menghindari kita terjebak dalam situasi love bombing, terdapat beberapa langkah yang bisa diambil. Yaitu :
1. Menetapkan batasan; Jangan takut untuk menetapkan batasan dalam hubungan. Serta perhatikan bagaimana pasangan meresponnya.
2. Mengevaluasi perilaku pasangan; Perhatikan apakah pasangan kita terlalu cepat ingin berkomitmen atau terus-menerus menghubungi sepanjang hari.
3. Jangan terburu-buru; Kenali pasangan kita lebih mendalam sebelum membuat keputusan besar dalam hubungan yang baru berjalan.
4. Mencari dukungan; Tak ada salahnya bicara dengan keluarga atau sahabat jika merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan tersebut.
Setelah mengenal love bombing, tentunya kita berharap dapat lebih waspada dan melindungi diri dari hubungan yang tidak sehat bahkan penuh manipulatif. Namun, bukan berarti kita harus berprasangka buruk terhadap pasangan jika kita mendapat sanjungan dan perlakuan sangat manis di awal hubungan. Maka sangat penting untuk terus memperhatikan dan menganalisis perilaku pasangan Anda terhadap diri Anda.(*)