Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Cerpen: Permadani Tuan Balgot

30 Mei 2024   21:55 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:11 217 50
Tersebutlah negeri antah berantah di mana para rakyatnya hidup dalam damai sejahtera. Seorang lelaki di akhir usia dua puluhan yang dikenal sebagai sosok dermawan, dialah tuan Balgot, pemilik perkebunan anggur yang termasyhur di negerinya.

Wajar jika setiap wanita mendambakan tuan Balgot menjadi pasangan bagi anak-anak gadis mereka. Bahkan tak segan para wanita itu bersaing dengan cara-cara licik demi merebut hati tuan Balgot.

Sementara tuan Balgot tak pernah peduli terhadap semua itu. Lelaki yang kerap berpenampilan layaknya koboi itu, telah lama menaruh hati pada seorang gadis.

Gadis berambut pirang itu memiliki sorot mata yang tajam. Rachel namanya, penduduk asli yang tinggal di sekitar area perkebunan anggur. Dia tak pernah menyadari bahwa sang tuan tengah jatuh hati padanya satu tahun terakhir ini.

Mana mungkin Rachel merasa dirinya pantas dikagumi oleh para lelaki, sebab parasnya sama sekali tidak cantik jika dibandingkan dengan paras seluruh gadis di negerinya.

"Rachel, naiklah! Letakkan dulu pekerjaanmu!" seru tuan Balgot yang datang dari arah langit. Dengan gagah lelaki itu berdiri di atas permadani ajaibnya yang melayang kian mendekat kepada Rachel.

"Apa, Tuan Balgot? Apa yang Anda lakukan?"

"Kemarilah! Aku ingin berbincang denganmu." tuan Balgot mengulurkan tangannya seiring dengan permadaninya yang melayang rendah.

Rachel terpesona memandang keelokan permadani milik tuan Balgot. Tanpa dia sadari, dia telah menerima tangan itu dan melangkah naik ke atas permadani.

Betapa terkejutnya tuan Balgot, dalam sekejap wajah Rachel berubah menjadi sangat cantik. Gadis itu sangat menawan dengan karismanya yang anggun.

"Rachel, wajahmu?"

"Wajah? Ada apa dengan wajah saya, Tuan Balgot?"

"Kau sangat berbeda. Tunggu! Apa.. apa kau punya cermin?"

Rachel menggeleng, "Tidak Tuan. Saya tidak seperti gadis lain yang selalu menyimpan cermin di balik lipatan gaun mereka."

Permadani itu terus melayang kian meninggi, perlahan menjauh dari pandangan siapapun. Di atas sana, tuan Balgot dengan segala kerendahan hatinya mengutarakan isi hatinya kepada Rachel.

Tentu saja Rachel tak percaya dan menganggap semua itu hanya lelucon. Gadis itu tak mau terburu-buru menerima hati tuan Balgot.

Hari demi hari berlalu, tuan Balgot terus berusaha merebut hati Rachel. Setiap kali Rachel naik ke atas permadani itu, wajahnya tampak sangat cantik, meski ketika turun wajahnya kembali seperti semula. Rachel sangat terhibur setiap kali bercermin dengan kaca kecilnya di atas permadani.

"Tuan Balgot, saya percaya Anda mencintai saya sepenuh hati. Tapi, ini bukan wajah saya yang sebenarnya."

"Aku mengerti, Rachel. Bukankah sudah ku katakan bahwa aku jatuh cinta padamu sejak dulu? Jadi, aku tidak peduli dengan wajahmu. Yang ini atau yang lain, aku jatuh cinta pada kebaikan dan ketulusan hatimu."

"Baiklah, Tuan Balgot. Saya akan terus berada di atas permadani ini agar Anda dapat terus memandang wajah saya yang rupawan."

Menjelang bulan purnama tiba, tuan Balgot dan Rachel mengakhiri masa lajang. Kelak di masa datang, keturunan para penyihir akan terlahir dari rahim wanita penyihir jahat itu.

Dan entah sampai kapan tuan Balgot akan tertipu. Rachel yang sudah mengaturnya sejak awal, dialah pemilik sebenarnya permadani ajaib yang ditemukan tuan Balgot di loteng rumahnya empat tahun yang lalu.(*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun