Saat sebagian orang di negeri itu mulai beralih menggunakan jasa petugas pengantar surat, maka putri Nicole tetap mengandalkan seekor merpati untuk menyampaikan suratnya pada Matias.
Di kejauhan sana, Matias telah menerima surat cintanya. Namun akhirnya lelaki itu tak berdaya membaca kata demi kata yang disampaikan putri Nicole.
"Cintaku Matias, kita tak dapat bertemu dalam waktu dekat ini. Aku sedang tidak baik-baik saja. Aku sudah memastikan bahwa aku sedang mengandung. Tapi, aku sungguh bodoh dan tidak mengerti siapakah ayah bayi ini. Kau atau suamiku. Aku sangat merindukanmu, kekasihku. Sebaiknya kau jangan membalas surat ini."
Sekelumit kecemasan mulai menderanya. Langkahnya tertahan dan memaksa dirinya untuk diam. Sejenak ia pandangi pohon anggur di sekelilingnya. Di perkebunan inilah untuk pertama kalinya cinta putri Nicole bersemi untuknya. Dulu, jauh sebelum ia memilih untuk menikahi Nivea.
Sementara kini di saat yang sama, pangeran George telah tiba di kediamannya.