Sudah hampir satu bulan ini Nivea memilih menutup rapat mata dan mulutnya. Wanita itu berpura-pura tidak tahu bahwa suaminya sedang berkhianat.
Eleanor si penyihir putih, masih mencari tahu dari mana sihir jahat yang menyelimuti Matias. Sihir itu jauh lebih sakti dari perkiraannya, sehingga ia cukup kesulitan untuk menemukan titik terang.
Namun sayang, pertahanan diri Nivea akhirnya runtuh. Wanita itu tak bisa bersabar lagi, ia pun memutuskan untuk menemui Baginda Raja.
"Salam hormat, semoga keberkahan dan kebahagiaan mengalir untuk Anda, Yang Mulia Baginda Raja." dengan sedikit membungkuk, Nivea mempersembahkan salamnya.
"Terima kasih, Nyonya Vander Lawrence. Masalah pribadi apa yang ingin kau sampaikan hingga kau meminta seluruh pengawalku untuk pergi?"
"Maaf jika aku lancang, tapi... apa Anda tahu bahwa... putri Anda sedang terlibat dalam perselingkuhan?"
"Putriku? Apa yang kau maksud putriku Nicole?"
"Tentu, Yang Mulia. Tuan putri Nicole memiliki hubungan rahasia dengan suamiku."
Ucapan yang terlontar dari mulut putri seorang Duke yang terpandang itu, sukses mengguncangkan hati Baginda Raja. Bagaimana mungkin putri Nicole berani melakukan hal yang mempertaruhkan harga diri keluarga kerajaan. Beliau pun meninggalkan istana untuk menemui putrinya itu.
"Nicole... Nicole...!" teriaknya memecah keheningan langit sore.
Dengan mengangkat sedikit gaunnya, putri Nicole berlarian kian mendekat, "Ayah... Ada apa, Ayah? Kenapa kau berteriak seperti itu?"
"Apa yang kau lakukan? Kau sudah menginjak kepalaku! Kau... apa yang kau lakukan dengan tuan Vander Lawrence?"
"Apa? Maksud... maksud Ayah? Dari mana Ayah tahu?"
"Dari mana aku tahu? Kau tanya dari mana aku tahu? Itu artinya kau benar-benar memiliki hubungan dengannya."
"Tapi dia yang lebih dulu mendekatiku. Matias yang menginginkan hubungan ini."
"Kau pikir aku tidak tahu? Kau pernah mencintainya, Nicole! Kau pernah mencintai Matias Vander Lawrence."
"Setelah George menikahiku, aku sudah melupakannya. Tapi, sejak aku kembali dari liburanku di Pulau Aurora, aku merasa... Aku merasa bahwa diriku bukanlah aku."
"Apa maksudmu, Nicole?"
"Aku... aku tidak mengerti, Ayah! Aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba Matias menyukaiku dan terus mendekatiku." ucapnya dengan nada yang kian meninggi.
Putri Nicole tampak tertekan, ia bergegas pergi meninggalkan sang ayah yang masih mematung. Baginda Raja tak habis pikir melihat sikap aneh putrinya.
Karena yang terjadi sesungguhnya adalah, kedatangan putri Nicole ke Pulau Aurora empat bulan yang lalu, ternyata disambut bahagia oleh para penyihir yang mendiami pulau itu.
Aroma tubuh putri Nicole sangat mudah menyatu dengan alam di seantero Pulau Aurora. Sehingga ia begitu dihormati, dicintai dan dilindungi oleh para penyihir yang terbuang itu. Celakanya, mereka bukanlah penyihir putih. Melainkan para penyihir jahat yang memiliki aura hitam.
Maka mereka tak segan melakukan apapun agar putri Nicole dapat bahagia, meski putri Nicole tak pernah memintanya sendiri. Yang para penyihir itu tahu ialah putri Nicole yang pernah begitu mencintai Matias dan sangat ingin memilikinya.(*)