Di suatu siang yang terik, di momen kumpul keluarga dalam nuansa hangat idul fitri, para cucu tampak berkumpul dalam salah satu kamar.
Meski kelihatannya berkumpul, tapi tetap saja masih ada hape di tangannya masing-masing. Sudah pasti, yang cowok-cowok lagi asyik mabar. Dan yang cewek-cewek malah pada bahas K-pop.
Oalah, zamanku sudah lewat kalau bahas Korea-korea'an. Dulu di tahun 2000an, drama Korea memang lagi ngetop-ngetopnya. Setiap hari rasanya wajib buat nonton drakor. Dan pastinya ada dong, pemain drakor yang selalu jadi aktor favorit bagi saya.
Tapi makin kesini, ngefans-nya sudah biasa saja dan ngga setergila-gila dulu lagi. Seiring bertambahnya usia yang mulai meninggalkan masa remaja.
Karena mendengar adik-adik sepupu ngebahas K-pop, saya pun ikut nimbrung. Sampai pada saatnya salah satu dari mereka ada yang bertanya, "Kak Via ngga suka Jung Kook?"
Entah kenapa saya refleks menjawab, "Ngga! Mendingan juga Yayan Ruhian!"
Tunggu dulu... buat para fans Jeon Jung Kook, diharap jangan baper yaa.. Ini sama sekali ngga berniat menjatuhkan Jeon Jung Kook. Saya sangat menghargai perbedaan dalam berpendapat, kita selalu bebas dan berhak mau mengidolakan siapa saja.
Nah, mendengar jawaban saya tadi, mereka semua kompak ngakak. Bukan maksud menertawakan sosok kang Yayan, tapi rasanya jauh sekali perbandingannya. Yang satu made in Indonesia, yang satunya made in Korea.
Saya sendiri heran kenapa nama beliau yang kesebut, padahal cukup banyak nama aktor Korea yang saya tahu. Apa karena Yayan Ruhian mirip sama mantan saya?
Tapi ngga ada salahnya juga kan, kalau saya memang ngefans sama beliau? Mengingat beliau punya pencapaian yang luar biasa membanggakan dalam dunia perfilman. Bisa go internasional bareng kawannya. Siapa tuh nama kawannya? Iko Uwais ya?
Dan tentunya, di kejauhan sana si oppa Jung Kook bersama grup vokal BTSnya juga memiliki segudang prestasi yang bikin para fansnya tergila-gila.
Dalam Islam sendiri, mengidolakan public figure sebenarnya boleh-boleh saja. Asalkan tidak berlebihan sehingga menjadikan Allah dan Rasul-Nya menjadi nomor 2 dari yang diidolakan tersebut.
Dalam Al Qur'an Surat At Taubah ayat 24 dijelaskan, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
Namun sayangnya, terkadang orang-orang keluar dari eksistensi diri yang sebenarnya karena terpengaruh hal yang kurang baik dari idolanya. Semisal meniru gaya pakaian yang kurang sopan, gaya rambut yang tidak wajar dan lain sebagainya.
Maka untuk mengidolakan seseorang, sudah sepatutnya kita cukup meniru hal-hal baik dalam dirinya. Menjadikannya inspirasi dan semangat bagi kita dalam meraih suatu prestasi.
Mengidolakan seorang penyanyi, bukan berarti kita juga harus berprestasi dalam bernyanyi. Hal tersebut tentu tergantung pada bidang kita masing-masing. Yang mesti ditiru adalah semangat dan cara positif penyanyi tersebut dalam meraih sebuah prestasi. Karena setiap perjalanan menuju prestasi, pastilah tak selalu berjalan mulus. Maka perjuangan sang idola dan sikap tidak putus asa untuk terus maju, hal itulah yang dapat dijadikan inspirasi.(*)
_______________________
