Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Cerpen: Satu Kali Lebaran Abdul

8 April 2024   14:39 Diperbarui: 8 April 2024   14:43 300 45
Steven, si bungsu dari keluarga terpandang di kotanya. Ketika berusia lima tahun ia pernah mengalami kecelakaan bersama eyangnya. Dan sejak itu, ia mengalami kebutaan.

Kondisi inilah yang membuat kedua orang tua Steven selalu memberi penjagaan lebih dibanding kedua kakak perempuannya. Steven harus selalu didampingi saat ia harus bepergian.

Adalah Pak Emon, supir yang setia mendampingi Steven ke manapun ia pergi, terutama di saat sang ibu sedang tak dapat menemani.

Bertahun-tahun Pak Emon mengantarnya bepergian termasuk ke sekolah, Pak Emon sering memutar lantunan ayat suci Al Qur'an dan lagu-lagu religi sepanjang perjalanan mereka ke manapun di dalam mobil.

Bukannya tidak menghargai sang majikan yang non muslim, atau karena Steven masih anak-anak. Sebelum melakukan hal itu, tentu saja Pak Emon sudah meminta izin kepada kedua orang tua Steven.

Mereka pun mempersilahkan saja, selama hal itu dapat membuat Pak Emon merasa betah bekerja dengan mereka.

Tapi tanpa pernah diduga siapapun, kebiasaan baik yang dilakukan Pak Emon selama bertahun-tahun ini, sampai membuat Steven dapat menghafal beberapa surat dalam Al Qur'an.

Meski tak dapat melihat, tentu Steven dapat mendengar dengan baik. Bahkan pendengarannya bekerja luar biasa. Mendengar ayat yang diputar berulang kali hampir setiap hari, ia dapat menghafalnya dengan mudah.

"Pak Emon, tau ngga kalau saya... banyak hafal lho, lagu-lagu Arab yang Pak Emon setel."

"Lagu Arab? Lagu yang mana ya Mas?"

"Yang setiap hari kita dengar di mobil."

"Hah? Oalah, itu bacaan Al Qur'an, Mas. Tulisan yang ada dalam Al Qur'an, itu dibacakan sesuai panjang pendek tanda bacanya. Kayak lagu to, Mas?"

"Oh, iya Pak... Steven kira itu lagu. Kira-kira artinya apa sih Pak?"

"Lho, ya artinya panjang Mas. Saya ngga hafal, hehehe. Mesti lihat dulu Al Qur'an yang ada terjemahan artinya."

"Oh... oke!" jawab Steven yang kala itu masih duduk di kelas 4 SD.

Kini Steven telah berusia 17 tahun, sosok pendonor mata yang didambakannya belum juga ditemukan.

Namun kini, Steven telah berubah menjadi Abdul. Nama Islam yang dipilihnya sendiri saat dirinya memutuskan memeluk Islam pada akhir tahun lalu.

Entah dari mana hidayah itu datang menyapa. Tapi bisa jadi, keingin tahuannya muncul setiap kali ia mendengar lantunan ayat-ayat Al Qur'an.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun