Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Cerpen: Kerja Bawa Istri

1 Maret 2024   19:18 Diperbarui: 1 Maret 2024   19:22 231 34
Awan tampak kelabu, meski waktu masih menunjukkan pukul tiga lewat dua puluh menit sore. Petir mulai saling bersahutan. Memecah keheningan di kamar Sheril, wanita itu refleks melempar ponselnya ke atas tempat tidur. Para petir itu membuatnya terkejut.

Sheril sudah berhenti dari pekerjaannya sejak tiga tahun lalu. Sejak menikah, ia memilih berhenti bekerja. Sama seperti keinginan suaminya, yang berharap dirinya dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik. Mengurus segala urusan rumah tangga dengan maksimal.

Namun hingga kini, mereka belum juga dikaruniai buah hati. Hal ini kerap kali membuat Sheril merasa takut akan kehilangan suaminya, Desta. Sebenarnya bukan cuma karena hal itu, yang utama adalah karena Desta adalah sosok pria yang sangat tampan, pandai, mudah bersosialisasi dan juga karismatik.

Yang jelas, Destandy Arfan itu sangat menawan. Sejak dulu sudah punya banyak fans. Dari daun muda hingga emak-emak gaul, setiap wanita yang mengenal sosok Desta pasti langsung terhipnotis, semudah itu Desta membuat mereka jatuh hati.

Kembali ke Sheril, rupanya sejak tadi ia sedang mengamati trend terkini di semua media sosial. Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa makhluk dengan julukan perebut laki orang sedang naik daun. Sheril semakin was-was, bagaimana jika suaminya tergoda oleh makhluk-makhluk seperti itu.

Setelah berpikir cukup lama, ia memutuskan untuk berbicara serius dengan suaminya malam nanti. Hingga akhirnya malam tiba, Desta pun sudah tampak rileks untuk diajak berbicara.

"Hmm.. Desta, boleh ngga kalau mulai besok aku ikut kamu ke kantor?"

"Ikut? Maksudnya gimana?"

"Iya ikut. Kamu bisa kerja di dalem, terus aku tungguin kamu di mobil."

"Hahaha. Bercanda aja kamu."

"Aku serius, Des.. Ayolah! Boleh ya?"

"Kenapa sih kamu? Di rumah ada setan? Terus kamu takut, gitu?"

"Bukannya gitu. Takut aja kalau kamu berpaling dari aku."

"Hah? Ngga salah denger aku? Selama ini aku setia lho, Sher. Pasti gara-gara kamu kebanyakan lihat sosmed makanya jadi parno gitu."

Sheril menghela nafas, "Ayolah Des! Boleh ya? Dulu Pak Dwi kerja bawa istri. Ngga ada yang ngelarang."

"Hahaha. Ya iyalah, Pak Dwi kan bos kamu. Dia mau bawa istri kek, bawa anak kek, siapa yang berani ngelarang?!"

Sheril cemberut, dalam hatinya menggerutu. "Susah juga ternyata punya laki ganteng. Yang tampang biasa-biasa aja bisa selingkuh, gimana laki gue.."

Dan akibat perbincangan tadi, Desta tak dapat memejamkan kedua matanya dengan mudah. Semalaman ini ia terus memikirkan semua ucapan Sheril. Sekaligus mencoba memahami apa yang sedang dirasakan oleh istrinya.

Keesokan paginya wajah Sheril masih tampak kusut. Redup tak ceria seperti biasanya. Tapi akhirnya suasana hati Sheril membaik, ketika Desta mengatakan kalau dirinya mengizinkan Sheril untuk ikut bersamanya ke kantor. Desta memang bukan bos, tapi ia karyawan terbaik yang mungkin dapat dipromosikan naik jabatan sewaktu-waktu.

Desta mengalah, sekali lagi terus berusaha memahami kekhawatiran Sheril. Ia ikuti saja keinginan Sheril, memang mau sampai kapan Sheril akan seperti ini? Betah menunggunya seharian di dalam mobil.

Tiga bulan telah berlalu, hingga kini Sheril masih saja mengikuti ke mana suaminya melangkah. Termasuk ke kantor. Wanita itu belum bosan menunggu seharian di mobil, setiap hari.

Sheril tak tahu kalau dua bulan terakhir ini suaminya jadi bahan omongan orang kantor. Sejak keberadaan Sheril yang tidak sengaja diketahui oleh salah satu karyawan. Awalnya satu, lama-kelamaan karyawan lain juga mengetahuinya. Hanya saja hal itu belum sampai ke telinga si bos.

"Kalau ada yang tanya, Pak Desta yang mana? Jawab aja, itu lho yang kerja bawa bini."

Celetukan itu sempat terdengar di telinga Desta, tapi ia memilih pura-pura tuli saja. Ia tak peduli dengan mulut-mulut itu, baginya kebahagiaan Sheril adalah yang utama.

Sempat juga seorang rekan bertanya padanya, "Pak Desta, pasti Pak Desta punya salah ya sama istrinya? Sampe kerja pun diikutin, udah ngga percaya tuh.. sama Pak Desta."

Namun saat itu Desta hanya tertawa menanggapi ucapan rekannya itu. Desta tidak terpengaruh sama sekali. Dan Desta juga tak tahu, mau sampai kapan Sheril akan seperti ini. Ia hanya dapat terus bersabar, menunggu hingga Sheril dapat kembali seperti Sheril yang dulu.***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun