Musim demi musim tanpa terasa
Kau masih satu-satunya
bertengger dalam sanubari
Sungguh penantian yang merana
Namun tak kuasa kaki berlari
kala awan hitam menahan langkah
memaksa harus dan harus menanti
kau yang tak pernah pasti
Di sini burung berkicau
rupanya angan menitipkan pesan
Jangan ke mana-mana dulu
Karena satu hal yang pasti
kembalilah, kau peredam emosiku