"Kala itu mami menemukanku di kantong kresek dan waktu itu aku 3 bersaudara, tapi cuma aku yang selamat karena kami sulit bernafas."
Begitukah akhlak masyarakat kita? Membuang anak kucing di dalam plastik yang terikat seolah mereka adalah sampah. Buat para pecinta kucing, hal ini sungguh memancing emosi dan membuat kami mengumpat. Mungkin sebagian dari Anda akan berkomentar, "Jangankan anak kucing, anak manusia saja dibuang di pinggir jalan." Namun itu perihal lain, saat ini fokus saya ialah kepada anak berbulu yang satu ini.
Sebagai pecinta kucing, saya juga menyadari bahwa tidak semua orang dapat memperlakukan kucing-kucing liar seperti saya memperlakukan mereka. Namun, jika Anda tidak menyukai mereka lantas bukan berarti harus menendang atau menyiksa mereka.
Saya terheran-heran dengan kelakuan mereka yang suka menyiksa hewan, khususnya kucing liar. Menyiram dengan air panas, memukul hingga tewas dan lain sebagainya yang tak sanggup saya sebutkan lagi contohnya. Apa sih motif mereka melakukan hal terkutuk seperti itu? Apa ada kepuasan tersendiri yang didapat? Tampaknya mereka ini memang memiliki penyimpangan.
Yang tak kalah membuat saya heran, katanya di Indonesia ini manusianya beragama. Bukankah sebagai manusia yang memiliki akal pikiran dan perasaan, kita diajarkan untuk menghargai, mengasihi dan melindungi sesama makhluk ciptaanNya?
"Mayoritas" beragama hanya sebagai label, bahkan sebagai topeng. Pada kenyataannya untuk hidup berdampingan dengan kucing saja, susah betul. Padahal seharusnya mereka paham bahwa kucing memanglah makhluk yang ditakdirkan hidup berkeliaran di sekeliling kita.
Sering terpikir dalam benak saya, kapan Indonesia bisa seperti Turki? Di mana masyarakatnya begitu menghargai kehidupan kucing-kucing liar. Hidup berdampingan tanpa menyakiti mereka. Ada banyak kanal youtube yang menayangkan tentang bagaimana kehidupan kucing liar di Turki.