Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tuhan, Aku Sakit, Perih, Penat, Menangis dan Linglung

31 Desember 2015   21:05 Diperbarui: 31 Desember 2015   21:41 392 13
Aku sakit, Tuhan
Hatiku nyeri
Betapa kini negeriku begitu carut marut
Jilat menjilat, catut mencatut, ada di mana-mana
Semua orang berlomba menjadi yang paling benar
*
Aku perih, Tuhan
Sumsumku linu
Melihat makin banyaknya puting para ibu kisut
Tak ada lagi asi melimpah ruah terperas
Akar dan rotan tak lagi mencukupi asupan raga
*
Aku penat, Tuhan
Tulang belulangku rematik
Menemukan terlalu banyak darah mengenang
Tersungkur karena membela kepentingan yang absurb
Siapa membela siapa, membela siapa benar, siapa salah
*
Aku menangis, Tuhan
Terluka sendirian, kebingungan
Memikirkan, kelak...pada masa yang entah dan kapan
Dongeng apa hendak kuceritakan pada anak cucu
Maling kundang, kah
Kancil nyolong timun, kah
Sangkuriang, kah
Atau dongeng, tentang proyek dongeng para pemimpin negeri ini
*
Oh,
Aku linglung, Tuhan
Meraba-raba masa depan anak cucuku
Kelakkah mereka mampu jatuh cinta
Pada negeri yang makin abu-abu ini

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun