Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Telunjuk Sakti Itu Mengatakan "F*ck" Padaku

8 Agustus 2012   05:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:06 270 5
Ternyata, jadi orang kaya dan berada itu enak ya. Sama halnya dengan menjadi seorang customer.
Karena mereka punya power untuk bersikap semaunya sendiri. Termasuk memaki dan mengumpat staf pekerja.
Pembeli adalah raja.
Ahh..rasanya mau marah saja dengan pembuat semboyan itu. Alih-alih seorang raja maka bisa bersikap seenak udelnya sendiri.
Pagi ini, ketika sedang sibuk menekuri email dan berpuluh reservasi dengan status waitlist. Saya di kejutkan dengan kedatangan seorang bapak paruh baya. Seorang bapak dengan penampilan sangat super duper parlente.
Perawakan dan wajahnya menurut saya sangat standard. Yang membuat dia nampak seperti raja karena mobil yang di pakai adalah sebuah mobil jaguar warna hitam.
Semalam dia reservasi pada salah seorang rekan, dan berniat mengambilnya. Namun karena saya kesulitan membaca kodebooking, saya coba mencari detailnya dengan bertanya nama, tanggal dan jam keberangkatannya.
Entah mengapa dan karena sebab apa, yang saya dapatkan malah jawaban super ketus dan super galak.
“ Kamu dong tanya pada anak buah kamu, jangan pada saya.”
“ Maaf, Bapak, kebetulan rekan saya masuk sore. Dan kode ini saya cek responnya invalid. Nah untuk mencari nya, saya butuh detail fligtnya.”
“ Cari aja sendiri, tanggal 26 pake garuda.” –ketus dan galak plus wajah sanggar-
Dalam hati sudah “panas” rasanya, saya tarik nafas agar emosi tidak mengambil alih logika. Tersenyum. Lagi-lagi saya harus tersenyum pada sosok di depan saya. Yang dengan sombongnya berkacak pinggang dan memandang sinis pada saya.
( dalam hati bertanya, “salah guwe apa yak?” )
Sekian menit berlalu, saya tidak menemukan reservasi yang di maksud oleh bapak tersebut. Saya putuskan sekali lagi untuk bertanya.-dengan menahan nafas-
“ Maaf bapak, semalam reservasinya garuda ya?. Karena saya sudah cek di tanggal 26 aug, all flight nama bapak tidak ada. Mungkinkah ada pesawat lain.” Suara paling lembut di iringi senyum paling manis saya lampirkan saat bertanya. Berharap sikap bapak itu akan melunak dan melembek.
Tapi.
Tiba-tiba, dia keluarkan kartu GFF-nya dan menghempas-nya di meja saya.
“ NGAPAIN SAYA PAKE PESAWAT LAIN SELAIN GARUDA, SAYA MAMPU BAYAR HARGA TIKET GARUDA.”
“ INI BUKTINYA, KAMU LIHAT GFF GOLD SAYA.”
“ Anak buah kamu gimana sich, saya minta garuda bukan pesawat lain. “
Lagi-lagi saya menarik nafas dan mencoba tersenyum..getir dan nelongso oleh sikap yang di tunjukan bapak itu.
“ Bapak, silahkan duduk. Kita bicara.”
“ Ga usah.”
“ Mohon di tunggu ya Pak, saya coba telp rekan saya.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun