Ahkir-ahkir ini bunda Enggar sering terlihat bermurung durja, bahkan tak jarang menarik nafas panjang dan menghelanya kuat-kuat, tersirat beban yang luar biasa berat.
Dadanya mendadak sesak jika teringatpermintaan putri semata wayangnya.
‘ Pokoknya, Aya mau jadi istri bungsunya pak Kades, titik, danbunda harus mencari upaya agar pak Kades segera melamar Aya, apapun caranya, kalau perlu bunda pergi ke dukun ‘.
‘ Itu dosa anakku ‘ mata bunda mulai berkaca-kaca.
‘ Bunda, salahkah jika Aya jatuh cinta pada kades Desa Rangkat, dan ingin menghabiskan waktu bersamanya ‘.
‘ Tidak anakku, tidak salah ‘, bunda Enggar meraih Aya dalam pelukannya, membiarkan putrinya menangis.