Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Dear Pak Effendi "Saya Dukung Bapak Jokowi"

29 Januari 2015   00:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:11 395 7
Dear Pak Effendi

Saya bingung dengan orang yang berpolitik sekaliber anda. Saya memang bukan siapa-siapa akan tetapi mendengar orang berpolitik seperti itu rasanya "Seperti permen karet yang manisnya sudah hilang karena terkunyah".

Sebenarnya saya agak sedikit kecewa dengan Bapak Jokowi pada awalnya. Akan tetapi melihat sepak- terjangnya sejak jadi Bupati Solo, Gubernur Jakarta, dan sekarang jadi Presiden saya terbiasa menahan diri. Saya lebih memilih memetakan puzzle di benak pikiran saya, sebelum saya berbicara dan mengerti.

Puzzle yang pertama (PDIP)

1. Mengapa PDIP dan Nasdem sangat memihak Bapak BG ? dan mengeluarkan statement mendukung Bapak BG. Apa yang diperjuangkan atau sebesar apakah pak BG itu sampai dipaksakan. Seberapa peranan pak BG agar PDIP pemenang Pemilu ? sampai rasanya ia lebih berharga dari pada Bapak Jokowi ?

2. Mengapa Bapak Hasto di tengah suasana yang panas ini mengeluarkan statement yang memperkeruh suasana ? mustahil dia tidak memperkirakan terjadinya peristiwa ini.

3.Dan mengapa PDIP begitu tega menempatkan Bapak Presiden ditengah situasi ini ? kalau ditanya waktu pemilu saya milih PDIP bukan karena PDIP ..karena Pak Jokowi...

4. Sekaliber Pak Efendi dan mbak Rieke yang sering mengeluarkan statement kritikannya ditengah suasana panas ? kalau saya di PDIP daripada saya sekeras itu di media, saya lebih memilih menyampaikan langsung. Sama seperti Bapak Ganjar atau pak Ahok.

Puzzle yang kedua (KPK)

1. Mengapa menyampaikan tersangka setelah Presiden menetapkan Pak BG sebagai Kapolri? bukankah dimedia ramai meributkannya saat pelantikan? kenapa jeda waktu sebelum pelantikan KPK tidak melapor ke Presiden  terlebih dahulu? ada apa dengan KPK? jika saya menghubungkan dengan pernyataan Pak Hasto statement seperti itu saya bisa berpikiran anda bukan menyelamatkan negara ini ..anda ingin menjatuhkan nama.  Presiden.

2. Mengapa tidak terlebih dahulu memproses dengan tata yang benar dan ttd untuk menjadikan tersangka hanya 2 komisioner  yang menandatanganinya...Grusa-grusu kalau saya bilang.

3.Mengapa disebut balas dendam yang membabi buta ? Bila Bapak BW dengan tuduhan seperti itu pasti hanya 5 bulan vonisnya kalau pak BG tersangkut hukumannya bisa 15 tahun ...hmm sepertinya tidak seimbang juga.

4.Jika KPK diserang dengan pelaporan tentunya itu wajar saja. Bukankah banyak yang dihukum oleh KPK tentu banyak dendam dengan anda dan memanfaatkan momen ini akan semakin banyak. Jika anda tidak bersih? itu konsekuensinya. Bila anda  bersih tentunya anda kan tenang-tenang saja.

5.Mengapa ketika Bapak BW mengundurkan diri ditolak oleh Bapak AS dengan alasan kriminalisasi? jika seperti itu setiap orang yang dituduh melakukan tindak kejahatan juga bisa bilang dikriminalisasi dong? mengapa tidak dibuktikan di pengadilan? apakah dengan alasan pengadilan kita bisa direkayasa? ya apapun alasannya bukankah setiap penegak hukum itu patuh pada pengadilan. Jika imunitas diberikan seberapa besar imunitas itu bagaimana jika berada ditangan yang salah? Ada apakah pak AS

4. Mengapa rekening gendut yang lain tidak diperiksa ? dan Pak BG mengapa tidak mengundurkan diri? Jika anda mau menyelamatkan POLRI dan Nama Baik anda, bukankah sebaiknya mundur? Jika sekarang saja anda tidak bisa menjaga Presiden Indonesia bagaimana ketika anda jadi Kapolri dan menjaga rakyat. Mengapa tidak anda buktikan dulu anda bersih?

Puzzle ke 3 (POLRI)

1. Mengapa Kabareskim menangkap KPK tidak koordinasi dengan atasan dan sempat disanggah oleh Plt Kapolri. Apakah tidak memperkirakan penolakan seperti ini?

2. Bukankah Polri dibawah kewenangan Presiden, mengapa sampai menempatkan atasan anda ditengah situasi ini ? Apakah tidak akan memperkirakan akan seperti ini dengan sosmed yang bertebaran...mustahil bukan...seberapa berharganya Bapak BG sampai anda menempatkan Presiden ditengah situasi yang sedang panas? adakah yang sedang anda perjuangkan.

3. Dengan adanya peraturan pada kpk jadi tersangka maka harus non aktif sedangkan bila jadi terdakwa (belum tentu salah dipengadilan) Ketua KPK harus berhenti. Apakah Polri mengincar non aktif tersebut, untuk melemahkan KPK?

Puzzle ke 4 (Bapak Presiden)

1. Ketika Bapak Presiden memilih BG padahal ada dugaan rekening Gendut mengapa hanya satu Calon tunggal? apakah memang bapak mau menguji pak BG?

2.Mengapa Bapak banyak diam untuk pilihan anda tersebut? Apakah tidak akan memperkirakan situasi sebesar ini?

3.Saya Setuju Bapak untuk Save KPK dan save POLRI karena kita butuh keduanya ...Sebagai Bapak malah saya akan bertanya bila anda memilih salah satu. POLRI itu besar dari sabang sampai Merauke yang menjaga masyarakat Indonesia itu juga POLRI walau ada oknum tertentu yang tidak bersih itu soal  lain. Coba lihat ketika kita dirampok, ada pembunuhan, jalan macet, peredaran Narkoba, perjudian kemana kita akan datang? ..lalu sama Halnya KPK ...KPK juga penting menjaga agar tidak ada kebocoran dan aliran dana ..kapan kita membangun bila kebocoran korupsi itu tidak dicegah. Tapi pertanyaan saya kenapa Bapak tidak Galak ya menghadapi 2 institusi dibawah bapak?

4. Akhirnya saya lega ketika Bapak memilih tim independen (9 orang ) untuk membantu pemecahan masalah ini. Sama seperti ucapan Pak Ganjar nggak mungkin Pak Jokowi tidak punya tehnik "Umpan Lambung" karena bola sudah didepan gawang katanya. Semoga harapan saya akan baik kedepannya.

Puzzle ke 5 (DPR)

1. Mengapa Pak BG masih disetujui jadi Kapolri padahal malam sebelumnya pak BG dijadikan tersangka? aneh bukan? ada apa dengan DPR.

2Dengan kondisi panas seperti ini kenapa KMP tidak menyerang malah saya lihat KIH yang menyerang? ada apa dibalik ini?

Puzzle -puzle yang lain

masih dicari semoga gambaran kedepannya akan jelas.

Apapun yang terjadi Pak Effendi saya masih percaya dengan Bapak Jokowi walau 100 hari kalau saya menghitung

1. Sinabung tertangani, evakuasi mulai dilakukan

2.Kasus Lapindo pemerintah akan membeli dan menyita aset Lapindo sehingga akan digunakan untu membayar korban.

3. Ada kepastian pembangunan  jalan tol dan kereta Api di banyak pulau. Seperti di simalungun akan digunakan untuk pusat perekonomian industri dan menyerap tenaga kerja dll. Juga menerapkan pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan irigasi untuk ketahanan pangan.

4. Sedikit demi sedikit membangun komunikasi dan kepercayaan dengan dua arah dengan rakyat baik di riau, Kalimantan, papua, NTT, Sulawesi dll. Pertemuan dengan GUbernur Bupati seluruh Indonesia.

5. Menancapkan integritas Indonesia dengan mengunjungi 30 perbatasan, keamanan di Laut untuk nelayan dan perlahan- lahan menerapkan satu pintu untuk perijinan, untuk membangun investasi di Indonesia.

dan saya masih menunggu janji yang belum terpenuhi. Apabila dalam 5 tahun ini Indonesia membangun kita tidak kalah dengan negara tetangga.

Dear Pak Effendi

Maafkan saya karena menentang anda...saya lebih percaya dengan Pak Jokowi daripada anda...dan saya lebih memilih menunggu pembangunan Indonesia daripada kata- kata anda yang terucap untuk membangun Indonesia kata anda?.

dan untuk Pak Jokowi

Masih tersisa dari ingatan saya anda terbiasa dicaci maki pendemo ataupun pedagang yang menentang tapi anda menjamu mereka dan bersabar untuk mengarahkan. Bahkan Gubernur Jateng mengatakan anda "Goblok" tapi anda tetap mencium tangannya. ketika anda jadi Gubernurpun tetap sama..Tanah abang, Pluit dll anda memberikan rusun dan alternatif bagi mereka... Saya juga masih salut ketika anda di serang sekaliber  Pak Prabowo di pidatonya anda menemuinya dan menghormatinya. Atau ketika Pak Fadlizon sering mengkritik dengan keras anda pun mau menandatangani majalah TIMEnya ..

Kini saya masih tetap menunggu Pak Jokowi apapun partai anda ..yang utama adalah rakyat diatas segalanya ...bukankah semakin diatas makin kuat goncangannya...jika anda lulus ujian ini....semoga anda bisa memimpin bangsa ini yang terlalu lama tidak terbiasa dengan kepercayaan bahkan dengan para wakilnya yang duduk di DPR....

NB

Mungkin ini hanya kegelisahan ibu hamil yang tidak tahu politik.....Indonesiaku satu ....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun