Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Penerapan Green Building dari segi konservasi Air Bangunan Gedung rektorat Universitas Pahlawan

12 Desember 2024   17:50 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:16 36 0
  • Pendahuluan : Penerapan konsep green building di berbagai sektor, termasuk institusi pendidikan, telah menjadi tren yang semakin mendapat perhatian. Green building bertujuan untuk menciptakan bangunan yang efisien secara energi, ramah lingkungan, dan mendukung keberlanjutan. Namun, implementasi konsep ini sering kali menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi perencanaan, biaya, maupun keberlanjutan jangka panjang. Hal ini menjadi penting untuk dikritisi, terutama dalam konteks bangunan gedung rektorat Universitas Pahlawan. Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan konsep green building pada bangunan rektorat Universitas Pahlawan melalui pendekatan kritis. Dengan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari penerapan konsep ini, tulisan ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih seimbang terkait dampak dan implikasi yang dihadirkan, baik terhadap lingkungan maupun operasional kampus
  • Metode  :  Mengacu pada jenis penelitian yang akan dilakukan bahwa penelitian ini bermaksud untuk mengetahui penerapan green building yang mungkin belum terpenuhi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif. Penilaian kriteria Green building pada bangunan Gedung yang diteliti menggunakan metode analisa pada data yang telah dikumpulkan (kuesioner) dan juga studi literatur. Melakukan pencarian referensi teori yang sesuai dengan permasalahan atau kasus yang bakal dibahas/diteliti membutuhkan studi literatur sebagai data sekunder. Lokasi penelitian berada di Jl. Tuanku Tambusai No.23, Bangkinang, Kec. Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau.
  • Hasil pembahasan : Kategori konservasi air mencakup 8 (Delapan) kriteria yang mempunyai total nilai maksimum sebesar 20 poin dengan persentase 17.09 %. Berdasarkan hasil survey kuisioner, dimana 14 (empat belas) tolok ukur tidak terpenuhi, sehingga penilaian untuk kriteria konservasi air mendapatkan 0 (nol) poin. Konservasi air merupakan salah satu elemen utama dalam konsep green building, termasuk pada gedung rektorat Universitas Pahlawan. Penerapan konservasi air di gedung ini perlu dikritisi untuk memastikan bahwa benar-benar efektif, efisien, dan relevan dengan kondisi lokal. Berikut adalah beberapa kritik terkait: 1. ) Penggunaan air sumur dalam (deepwell) secara efisien : Penggunaan sumur dalam (deep well) merupakan salah satu strategi alternatif dalam memenuhi kebutuhan air bersih, terutama di kawasan dengan pasokan air permukaan yang terbatas. Dalam konteks penerapan green building pada gedung rektorat Universitas Pahlawan, penggalian dan pemanfaatan deep well dapat menjadi solusi yang dipertimbangkan. Air tanah dari deep well cenderung lebih terlindungi dari polusi permukaan, seperti limbah domestik atau industri. Dengan pengolahan sederhana, air dari deep well sering kali memenuhi standar kualitas untuk berbagai kebutuhan.  Namun, ada sejumlah kritik yang perlu diperhatikan untuk memastikan pendekatan ini sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan efisiensi. Beberapa aspek efisiensi yang dapat dicapai dalam penggunaan air sumur dalam antara lain : Pengambilan air dari sumur dalam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan aktual untuk menghindari pemborosan. Sistem monitoring dan pengaturan volume air dapat membantu memastikan efisiensi. Kemudian Pemanfaatan sensor otomatis , Teknologi sensor dapat mengontrol pengambilan air secara otomatis sesuai kebutuhan, sehingga mengurangi kesalahan akibat penggunaan manual. dan Pengambilan air pada waktu tertentu, seperti di luar jam puncak, membantu menjaga kestabilan tekanan air di dalam sumur dan mengurangi konsumsi energi. 2.) Efisiensi air keran dan penghematan air  : Keran dengan sensor otomatis hanya mengeluarkan air saat tangan berada di bawah keran, menghindari pemborosan saat tidak digunakan. lalu bisa Mengurangi aliran air per menit, namun tetap memberikan kinerja yang cukup untuk keperluan cuci tangan atau pembersihan. kemudian juga Dengan teknologi hemat air, volume air yang terbuang setiap kali menggunakan keran dapat diminimalkan. Serta Mengurangi konsumsi air juga mengurangi kebutuhan energi untuk memompa, memanaskan, atau mendistribusikan air 3.) Penggunaan air daur ulang : Penggunaan air daur ulang merupakan salah satu strategi utama dalam konservasi air pada konsep green building. Air limbah yang diolah dan digunakan kembali dapat mengurangi ketergantungan pada air bersih, mendukung efisiensi penggunaan sumber daya, dan mengurangi dampak lingkungan. Beberapa aspek efisiensi yang dapat dicapai dalam penggunaan air daur ulang antara lain : Sistem Dual piping : Memasang sistem perpipaan terpisah untuk distribusi air daur ulang dan air bersih, sehingga air daur ulang hanya digunakan pada aplikasi yang sesuai. yang kedua Teknologi pengolahan yang tepat : Memilih metode pengolahan yang sesuai dengan kebutuhan, seperti filtrasi membran, reverse osmosis, atau biofiltrasi, untuk menghasilkan air berkualitas yang sesuai dengan penggunaannya.
  • Kesimpulan : Penerapan green building pada bangunan gedung rektorat Universitas Pahlawan. dari  konservasi air masih perlu evaluasi dan pemantauan berkala terhadap kinerja bangunan dalam aspek-aspek efisiensi pengelolaan air. rekomendasi dari hasil pembahasan diatas yaitu Penggunaan air sumur dalam (deepwell) secara efisien, Efisiensi  air keran dan penghematan air dan penggunaan air daur ulang.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun