Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Pilihan

24 atau 48 Tim Peserta Piala Dunia Justru Akan Makin Seru

21 Juni 2014   18:11 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:54 128 0
Juara bertahan Spanyol akhirnya harus tersingkir lebih awal dari penyelenggaraan Piala Dunia 2014 usai dikalahkan Chili 0-2 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro. Sebelumnya,La FuriaRojaharus mengakui keunggulan Belanda 1-5 dalam pertandingan pertamanya di Stadion Arena Fonte Nova, Salvador. Kekalahan pasukan Vicente Del Bosque dari Chili itu menegaskan Australia sebagai tim pertama yang angkat koper, sedangkan Spanyol sebagai tim kedua yang mengalaminya.

Selain itu, Spanyol pun tercatat dalam sejarah sebagai tim keempat yang gagal di fase grup dalam statusnya sebagai juara bertahan. Ketiga tim lainnya yang mengalami nasib yang sama, yaitu Italia (1950 dan 2010), Brasil (1966), dan Perancis (2002). Bahkan Spanyol disebut-sebut sebagai tim pertama yang gagal di fase grup sebelum babak penyisihan tersebut berakhir. Spanyol sendiri menyisakan satu pertandingan lagi melawan Australia.

Namun, berdasarkan data, hal tersebut terbantahkan karena Spanyol pun setidaknya pernah mirip-mirip dengan Italia pada 1950. Ya, saat itu, meskipun Italia baru menjalani pertandingan pertama dan kalah 2-3 dari Swedia, tetapi sudah dipastikan gagal melewati fase grup usai Swedia bermain imbang 2-2 dengan Paraguay. Meskipun dalam pertandingan terakhir bisa mengandaskan Paraguay 2-0, Italia gagal menempati juara grup sebagai syarat lolos ke putaran final. Pada masa itu, Grup C hanya dihuni tiga tim (Italia, Paraguay, dan Swedia) karena India mengundurkan diri akibat persyaratan memakai sepatu tidak dipenuhi.

Kegagalan juara Piala Eropa 2008 dan 2012 itu tidak hanya menyisakan duka bagi negeri yang baru saja mengalami turun takhta-nya Raja Juan Carlos I, tetapi juga melengkapi kegagalan dua tim dari Grup B (Spanyol dan Australia) dari perebutan dua tiket ke babak selanjutnya. Ya, kejadian itu berlaku sejak Piala Dunia 1998 di Perancis yang menghadirkan 32 tim.

Keberadaan 32 tim untuk dibagi ke dalam delapan grup tentu saja membuat nge-pasdalam penjadwalan babakknock out. Hal itu bisa dipaahami karena juara danrunner-upgrup yang menghasilkan tepat 16 tim bisa berjibaku dalam babak 16 Besar. Jauh sebelumnya, sejak Piala Dunia 1982, kejuaraan sepak bola antarnegara empat tahunan itu pernah menghadirkan 24 tim. Jumlah sebanyak itu dipertahankannya hingga Piala Dunia 1994 sebelum Michael Platini “menginginkannya” menjadi 32 tim di Piala Dunia 1998.

Meskipun sebanyak 24 tim pernah berjibaku dalam empat kali penyelenggaraan Piala Dunia (1982, 1986, 1990, dan 1994), penulis justru menikmati imajinasi pada tiga Piala Dunia terakhirnya (1986, 1990, dan 1994). Bagaimana tidak, setiap grup yang berjumlah enam grup, belum tentu mewakilkan hanya dua timnya untuk lolos ke pertandingan sistem gugur. Mungkin bisa tiga tim. Empat tim dari peringkat ketiga terbaik masih berpeluang untuk lolos ke babak selanjutnya.

Coba perhatikan, juara bertahan Argentina saja yang menempati peringkat ke-3 Grup B Piala Dunia 1990 berhasil manjadi salah satu dari empat tim peringkat ke-3 grup terbaik yang bisa lolos ke babak berikutnya. Bahkan tim yang saat itu masih diperkuat Diego Armando Maradona bisa maju ke partai puncak sebelum dikalahkan Jerman (Barat) 0-1 di babak final. Bandingkan dengan Spanyol dan Australia misalnya yang kini sudah dipastikan gagal. Keseruan Piala Dunia dalam hal imajinasi tentang tim mana lagi yang lolos pun berkurang.

Jika era 24 tim untuk 6 grup sudah lewat, semoga Piala Dunia periode berikutnya akan menghadirkan 48 tim untuk 12 grup. Kita pun masih bisa melihat pertempuran antarpeserta hingga babak penyisihan benar-benar berakhir secara keseluruhan grup (baca: tidak sebagian grup).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun