Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

"Statusisasi" ala Vicky

12 September 2013   02:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:01 2640 0
Dunia hiburan tanah air sedang "ngakak" dengan berita yang sungguh sensasional, seputar seorang pria yang mendadak artis. Sebenarnya siapa sih? apa sih yang menjadi berita?

begini lho..saya ceritakan kronologi kasarnya dulu. Beberapa waktu lalu si pedangdut yang melejit lewat goyang itik, ZG bertunangan dengan seorang yang berpenampakan layaknya "esmud". kenapa saya bilang "layaknya" karena belakangan diketahui bahwa si tunangan ini yang dikenal dengan nama Vicky Prasetyo alias Hendriyanto adalah seorang buron atau DPO Kejaksaan Negeri Cikarang yang dicari gara-gara kasus penipuan pemalsuan surat tanah. Bahkan sejak lama si esmud yang mengaku seorang pengusaha yang bergelar S3 dari negeri Paman Sam ini, sudah menjadi DPO sejak 13 Januari 2013. Sungguh aneh ya, seorang buronan malah berpacaran dengan public figure... Si ZG juga menjadi korban penipuan dari si esmud ini. Karena, belakangan diketahui mantan kandidat lurah Karang Asih, Cikarang yang kalah ini telah beristri dan memilki seorang anak. Bahkan Vicky dan istrinya belum resmi berpisah. Nah, selain kasus yang membelit VP, beredar pula di seantero media yang ada di negeri ini mengenai tutur bahasa yang diucapkan VP, ketika menggelar press conference setelah acara pertunangan megah tersebut. VP dan ZG duduk bersama dalam press conference yang pada waktu itu diliput oleh banyak media. Tidak hanya video pertunangan tetapi video ketika VP berkampanye dalam pemilihan Lurah Karang Asih. Nah, disini yang menjadi point saya bukan soal kehebohan perkara pidananya tetapi tata bahasa yang digunakan oleh si VP yang kerap ia gunakan dalam beragam kesempatan. Supaya virus "ngawurisasi"nya tidak semakin menyesatkan masyarakat. Baca cuplikan berikut ini ya..

"Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi, karena basically, aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya... Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan. Dengan adanya hubungan ini, bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident Tapi kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga..."
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun