Museum ini didirikan sebagai wujud dari pentingnya bangunan sebagai monumen untuk mengenang sejarah perjuangan rakyat jambi semasa pergerakan nasional untuk kemerdekaan indonesia.
Sejarah jambi digambarkan dengan adanya empat buah relief pada depan dinding bangunan tersebut, dimulainya dari masa zaman Melayu kuno jambi (hindu budha) masa kesultanan jambi. Pada masa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan saat itu dalam masa pembangunan Indonesia orde baru.
Pahlawan nasional dari jambi yaitu  Sultan Thaha Saifuddin diwujudkan dalam bentuk sebuah patung dan diapit oleh dua patung harimau sumatera yang dipercaya sebagai simbol semangat perjuangan bersama rakyat berperang melawan penjajah dari Belanda pada tahun 1855-1904, perjuangan ini dapat dilihat dari lukisan tersebut.
Museum ini sebagian koleksi besarnya merupakan benda benda yang berkaitan dengan sejarah petinggalan pada masa perjuangan kemerdekaan. Salah satu koleksi yang sangat bersejarah didalam museum tersebut adalah replika Pesawat Terbang Catalina RI 005 yang dipajang di halaman museum. Awalnya Catalina disewa oleh Dewan Pertahanan Daerah Jambi dari seorang mantan penerbang RAAF (Royal Australian Air Force) bernama Kobley, untuk kepentingan perjuangan mempertahankan dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tugasnya adalah membawa senjata, makanan, pakaian, dan perlengkapan militer atau petugas militer dan sipil yang menghubungkan antara Kota Jambi, Bukit Tinggi, Prapat, Banda Aceh, Tanjung Karang, Jogjakarta dan Singapura.