singkat cerita, beliau berasal dari dusun kopeng. Sudah tidak punya rumah lagi, bingung mau ngapain lagi. Peralatan rumah tangga juga tidak punya lagi, bingung harus berbuat apa. Dan mereka juga membutuhkan jarik karena belum ganti. Mata saya sempat berkaca-kaca mendengar simbah itu bercerita, apalagi dia terus berulang-ulang menceritakan kegalauannya sambil memegangi tangan saya. Setelah itu saya harus potong karena teman sudah memanggil, tapi beliau sepertinya tidak mau melepas tangannya. Lalu saya jelaskan, akan saya usahakan membantu tapi jangan terlalu mengharapkan saya. Karena saya juga bukan siapa-siapa. Setelah simbah itu paham, saya pun tersenyum dan beliau pun ikut tersenyum. kami pun pamit.
KEMBALI KE ARTIKEL