Judul di atas barangkali terkesan hiperbolis. Kemelut. Seolah-olah akan dan sedang terjadi kemelut, sesuatu yang genting, kritis, dan berbahaya, dalam sebuah hubungan. Dalam hal ini, hubungan dua negara serumpun: Indonesia-Malaysia. Memang, kedua negara terlihat tampak tenang dan biasa-biasa saja. Bahkan, beberapa pekan lalu Presiden Jokowi masih mengirimkan salam---mengucapkan selamat---kepada perdana menteri Malaysia yang baru. Hal itu memperlihatkan bahwa hubungan politik-diplomatik kita, baik ditinjau dalam hubungan bilateral, atau sesama negara di kawasan Asia Tenggara, masih baik. Tentu, apa yang kita lihat hari-hari ini begitu bertolak belakang dengan konflik kedua negara pada masa lampau, khususnya pada era Soekarno. "Ganyang Malaysia". Menjadi ungkapan sekaligus umpatan yang lazim saat itu.
KEMBALI KE ARTIKEL