Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa dalam Membangun Semangat Nasionalisme

1 Januari 2024   19:51 Diperbarui: 1 Januari 2024   20:08 180 0
Identitas nasional, yaitu persamaan keanggotaan dan  kewarganegaraan seluruh kelompok etnis dan budaya  dalam suatu negara. Menurutnya, kerangka nasionalisme juga memerlukan kebanggaan terhadap jati diri bangsa. Lahirnya nasionalisme di Indonesia disebabkan oleh penderitaan bertahun-tahun di bidang ekonomi, sosial-pendidikan, hukum, dan politik, dan juga dipengaruhi oleh semakin besarnya aspirasi negara-negara jajahan untuk mencapai kemerdekaan. Sejarah munculnya sikap nasionalis di  Indonesia didasari oleh rasa kebersamaan yang merupakan respon geografis yang subyektif dan obyektif dalam mencari keterkaitan (Fauziah & Dewi, 2021). Berdasarkan uraian tentang nasionalisme, kita dapat menyimpulkan bahwa nasionalisme adalah rasa cinta tanah air, kesadaran yang mengedepankan tegaknya kedaulatan, membentuk suatu bangsa atas dasar kebangsaan. Untuk itu kita harus mengetahui lebih dalam apa itu nasionalisme.
1.Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme mengedepankan rasa cinta tanah air yang didasari oleh kesamaan sejarah yang diikuti dengan keinginan untuk bersatu dalam rangka menjaga dan setia kepada bangsa dan negara. Nasionalisme sama beragamnya dengan definisi “Nation” berarti kumpulan penduduk lokal suatu negara atau  kerajaan. Ada pula yang mendefinisikan nation sebagai suatu bangsa atau identitas politik yang mengakui suatu pemerintahan pusat bersama, serta wilayah yang dikelolanya dan penduduknya, atau lebih sederhananya sebagai suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan “nasional” adalah kebangsaan yang merujuk atau berasal dari negara sendiri. Nasionalisme merupakan sebuah ideologi, meskipun memiliki akhiran “isme” Hal ini juga diakui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia nasionalisme yang berarti pengertian (mengajar) untuk mencintai bangsa dan negara (Santoso dkk, 2023).
2. Faktor Penyebab dan Dampak Memudarnya Nasionalisme di Era Modern
Perkembangan zaman dan pengaruh teknologi yang tidak sesuai dengan pemahaman budaya dan sejarah nasional Indonesia menyebabkan menurunnya rasa nasionalisme pada anak-anak masa kini. Penyebab utama melemahnya nasionalisme anak adalah contoh generasi sebelumnya. Generasi yang ada cenderung memprioritaskan kebutuhan individu dan kolektif dibandingkan kebutuhan bangsa dan masyarakat, sehingga anak-anak mereka  menjadi lebih lemah dan terkena dampak yang lebih parah dibandingkan generasi sebelumnya. Menurut Affandi dkk (2023) merosotnya nasionalisme disebabkan oleh beberapa faktor internal dan  eksternal.
a.Faktor internal
1)Pemerintahan era reformasi yang jauh dari harapan generasi muda
2)Sikap keluarga dan lingkungan  yang tidak mencerminkan  nasionalisme dan patriotisme
3)Demokratisasi yang mendorong batas-batas etika
4)Indonesia adalah negara dengan gaya hidup anak muda sudah tidak lagi bangga menjadi orang Indonesia karena sudah tertinggal dari negara lain di seluruh wilayah Indonesia.
5)Munculnya paham etnosentrisme yang menganggap suku sendiri lebih unggul dibandingkan suku lain, menyebabkan generasi muda mengagung-agungkan daerah atau sukunya sendiri di atas persatuan bangsa.
b.Faktor Eksternal
1)Kemajuan globalisasi yang pesat mempengaruhi moral generasi muda. Mereka lebih memilih budaya negara lain dibandingkan budayanya sendiri.
2)Ideologi liberal yang dianut negara-negara Barat yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
3)Masyarakat semakin kehilangan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Pasalnya, produk luar negeri seperti makanan, pakaian, dan lain-lain semakin banyak masuk ke pasar dunia  Indonesia.
 Berbagai faktor yang mempengaruhi rendahnya semangat nasionalisme anak-anak tentu dipengaruhi oleh berbagai aspek, baik dalam konteks politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Dampak dari merosotnya nasionalisme adalah:  Memang benar, dampak berkurangnya pengaruh sentimen nasionalisme di kalangan anak-anak masa kini telah banyak  diberitakan di berbagai portal berita online. Mulai dari kejadian seperti tawuran, penggeledahan remaja di pesta narkoba, siswa yang merokok dan menantang guru, hingga remaja Indonesia yang mengenakan baju merah putih di depan umum. Apa yang terjadi sudah diketahui dan tindakan ini dilarang sampai ada kabar mengenai pembakaran bendera dan undang-undang Republik Indonesia yang mengatur sanksi tertentu.
Contoh lain melemahnya  nasionalisme pada anak adalah kurangnya minat  terhadap isu-isu nasional, seperti kurangnya  tanggung jawab terhadap pembangunan dan kemajuan negara. Selanjutnya Ningsih dkk (2023) menyatakan adanya ketakutan dan kekhawatiran bahwa di tengah tren individualisme global  saat ini, semangat dan nilai gotong royong akan terus merosot. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Nurdin (2017) dalam Gumelar dkk (2023) bahwa semangat gotong royong dan globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, pengamalan nilai etika kebangsaan, kehidupan berbangsa, nilai toleransi, nilai persaudaraan, dan karakter anak mencerminkan motto Bhinneka Tunggal Ika.
3. Peran Mahasiswa dalam Membangun Semangat Nasionalisme
 Semangat nasionalisme diartikan sebagai suasana batin yang melekat pada diri individu sebagai individu, sebagai bangsa, dan sebagai bagian dari bangsa, yang berupa kesadaran dan tindakan mencintai tanah air serta berkorban untuk memelihara dan mempertahankan persatuannya. Melihat tren perkembangan zaman, selain tren globalisasi, banyak generasi muda saat ini yang masih belum memiliki pemahaman yang benar tentang kemerdekaan nasional, dan semangat nasionalisme nampaknya sudah agak memudar. Jika kita melihat peran mahasiswa, sebenarnya mereka dipandang sebagai Agent of Change atau bisa kita sebut sebagai agen perubahan (Fauziah & Dewi, 2021).
Mahasiswa sebagai agen perubahan artinya ketika terjadi sesuatu atau timbul masalah di lingkungannya, maka siswa harus mengubah lingkungan tersebut sesuai dengan harapannya yang sebenarnya. Dengan harapan para mahasiswa dapat memanfaatkan kajian-kajian tersebut untuk menjadikan Indonesia lebih baik di masa depan dan  membawa negara  ke arah yang lebih baik sebagai generasi muda. Sebagai generasi muda masyarakat yang  terlibat langsung dalam segala fenomena sosial, mahasiswa harus mampu memanfaatkan kemampuan akademiknya untuk mempercepat perubahan menuju kesopanan di masyarakat. Mahasiswa mempunyai pilihan dan pilihan yang beragam, sehingga tidak tepat bila hanya mengutamakan kepentingan diri sendiri tanpa memberikan kontribusi kepada negara atau negara.
Mahasiswa bukan lagi sekedar pelajar yang tugasnya hanya belajar, dan bukan lagi warga negara suatu negara atau pemerintahan. Mahasiswa mempunyai kedudukan istimewa dalam masyarakat, namun bukan berarti terkucil dari masyarakat. Maka dari itu, kita para pelajar, generasi muda warga negara Indonesia, harus menghidupkan kembali semangat nasionalisme dan cinta tanah air yang sempat melemah akibat persoalan kebangsaan, dan semangat nilai-nilai nasionalisme harus tetap hidup. Nasionalisme merupakan suatu gerakan atau sikap yang mengedepankan perasaan cinta, bangga, dan setia terhadap negara (Rachmawati & Dewi, 2021). Dengan demikian, peran mahasiswa diharapkan dapat membangun sikap nasionalisme yang kuat dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa.
Dikutip dari Matang & Riyanti (2023) ada beberapa hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk memperkuat nasionalisme dan membangun semangat nasionalisme di era digital. Pertama, memanfaatkan media sosial seperti melalui Instagram dan YouTube untuk mempromosikan kebanggaan terhadap tanah air dan budaya Indonesia, serta menampilkan keindahan dan keragaman budaya Indonesia kepada dunia internasional. Semakin banyak mahasiswa berpartisipasi dalam dunia digital, maka semakin besar kepedulian mereka terhadap masyarakat dan semakin aktif berpartisipasi. Kedua, menggunakan produk lokal. Mahasiswa dapat berkontribusi dalam revitalisasi perekonomian masyarakat dan memperkuat rasa nasionalisme. Mahasiswa dapat mempelajari dan membeli produk dalam negeri yang berkualitas tinggi dan bernilai nasional, antara lain pakaian, makanan, dan produk kecantikan. Ketiga, mahasiswa bisa memperkuat pemahaman dan kecintaan terhadap negara dengan membangun jejaring sosial dan kolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai daerah. Keempat, mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan sosial dan politik di masyarakat, dan mengikuti pelatihan dan program yang memperkuat rasa nasionalisme. Kelima, melihat dan mempelajari budaya media sosial. Hal ini akan membantu memperkuat kecintaan terhadap tanah air dan memperluas pengetahuan tentang budaya Indonesia.


KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas, semangat nasionalisme sangat diperlukan demi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Nasionalisme yang kuat di kalangan generasi muda  akan melahirkan tindakan positif dan  terbaik bagi bangsa dan negara. Maka Indonesia sebagai bangsa dan negara diantara negara lain di dunia memerlukan semangat nasionalisme yang tinggi dari peran generasi muda di Indonesia, seperti mahasiswa.
Peran mahasiswa dalam mempertahankan nasionalisme dan membangun semangat nasionalisme dengan beberapa upaya yaitu: memperdalam pemahaman tentang sejarah dan budaya Indonesia, mempromosikan budaya nasional melalui media sosial seperti Instagram dan YouTube, membangun jejaring sosial, berkolaborasi dengan siswa dari berbagai daerah, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik. Media sosial juga merupakan alat yang efektif bagi pelajar untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik dan sosial di Indonesia. Semua ini akan membantu mahasiswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nasionalisme di era yang semakin digital.
SARAN
Penulis memberikan saran kepada semua pihak, khususnya generasi muda untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme terhadap Negara Indonesia, karena mereka adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk saling bersinergi dalam mengupayakan peningkatan nasionalisme di kalangan generasi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun