Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

di kusrsi yang sudah usang, dia duduk terdiam dalam lamunan asanya bersama semilirnya angin dan terik matahari.

3 September 2012   14:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:57 152 0
terdiam dalam lamunannya bersama semilir angin di bawah terik matahari. itulah pemandangan yang kulihat tadi, seorang kakek menikmati siangnya dengan duduk terdiam melihat orang yang lalu lalang. pancaran matanya berisi harapan. aku tidak tahu apa yang sebenarnya ada dalam benaknya saat itu. di hadapannya haya ada beberapa jenis buah yang ditata di pinggir sebuah rumah makan. mata sendu penuh asa, kulit hitam legam yang keriput, mungkin karena sering berada di bawah terik matahari. namun kegigihannya tidak pernah pudar. hati yang selalu penuh syukur tampak tampak dari senyum ramahnya. setiap helaan nafasnya dia berharap ada orang-orang yang berbaik hati yang akan membeli dagangannya. di kusrsi yang sudah usang, dia duduk terdiam dalam lamunan asanya bersama semilirnya angin dan terik matahari. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun