Semakin banyak Aku mempelajari tentang 'manusia' (yang di dalamnya ada abreaksi, abstraksi, afeksi, agregasi, agresi, asimilasi, artikulasi, atensi, atraksi, audisi, dehidrasi, demiliterisasi, demokrasi, delusi, denominasi, desolusi, destruksi, digitalisasi, distorsi, distraksi, durasi, edukasi, emansipasi, embarkasi, emosi, eksistensi, ekstensi, elaborasi, ereksi, evaluasi, farmasi, fraksi, fragmentasi, ilusi, impulsi, indoktrinasi, infiltrasi, inklusi, intelektualisasi, interogasi, intervensi, invitasi, isolasi, intensi, kaliberasi, kalkulasi, klarifikasi, klasifikasi, koalisi, koleksi, komisi, komunikasi, kompulsi, koneksi, konformitasi, konjungsi, konklusi, konsekuensi, kontraksi, kontribusi, konvensi, korelasi, korespondensi, kreasi, manipulasi, mantikasi, migrasi, modifikasi, mutasi, obligasi, observasi, okulasi, partisipasi, persekusi, polusi, prefrerensi, presisi, prevensi, prohibitasi, prosekusi, publikasi, realisasi, redaksi, reduksi, reformasi, regenerasi, rejeksi, relasi, rekreasi, reputasi, resensi, referensi, revitalisasi, rotasi, segregasi, sensualisasi, situasi, solusi, somasi, sosialisasi, spasi, spekulasi, suksesi, surealisasi, supremasi, tradisi, transaksi, transisi, transportasi, validasi, visualisasi) pun dikatakan sebagai makhluk 'paling mulia', justru, semakin Aku menyukai anjing, pun mereka didiskriminasi sebagai makhluk 'haram' dan 'najis'...
KEMBALI KE ARTIKEL