Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tak Bisa Hidup Tanpa Buku

27 Mei 2011   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:08 406 0
Sewaktu masih kecil, ibu saya sering membacakan dongeng sebelum tidur untuk saya dan adik. Kata beliau, waktu itu saya suka rewel, karena setiap selesai mendengar satu dongeng, pasti minta ibu mengulang dan mengulangnya lagi. Nampaknya, memang sejak kecil saya selalu terpikat oleh beragam kisah yang diuntai secara ajaib oleh dua puluh enam alphabet latin itu. Begitu saya bisa membaca pada usia kurang dari empat tahun, saya ingat saya sering gelesotan di kamar nenek saya membaca majalah Bobo. Tidak mau mandi sebelum tuntas membaca kisah Nirmala dan Okky, Paman Kikuk-Husin-dan Asta. Waktu itu harga buku dan majalah tidak terjangkau oleh keluarga kami yang tidak bisa dikatakan berlebih. Tidak menghalangi petualangan saya di tebing-tebing curam tepi laut bersama tokoh-tokoh ciptaan Enid Blyton. Buku dan majalah yang saya baca,saya peroleh dari meminjam sepupu dan teman-teman saya. Menjelang remaja dan selama remaja, saya menyisihkan uang saku untuk menyewa buku dan masih sering meminjam majalah dari teman-teman. Sekarang, saya sudah mulai bisa menyisihkan uang untuk mengoleksi buku-buku bagus yang kelak akan menjadi warisan yang sangat berharga bagi anak-anak saya pastinya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun