Nenek adalah istri ke tiga kakek,istri pertama kakek meninggal karena melahirkan pakde saya,dan meninggalkan 6 anak,sedangkan istri keduanya diceraikan karena suatu alasan dan putranya mengikut ibu.Dari nenek ,beliau memiliki enam orang anak,menurut cerita ayah perkawinan mereka dari awal sungguh diwarnai dengan pertengkaran,perdebatan,dl.Karena nenek berlatar belakang dari orang tua yang divorced,yang tidak mengenal kasih sayang juga.Tak jarang ketika ayah kecil,ia sering melihat kakek memukuli nenek.Akhirnya , nenek meninggalkan rumah dan memilih lari dari kakek.Dengan dua belas anak,kakek membesarkan mereka sendiri tentunya dengan pola pendidikan yang keras.
Dengan didikan keras,ayah saat kecil mengalami tekanan,intimidasi,pukulan,dll.Sehingga ia takut untuk mengutarakan pendapat,takut akan kesalahan,sehingga menjadi pribadi yang tertutup dan perfeksionis.Setelah sekian lama meninggalkan keluarga,nenek kembali tinggal bersama kakek karena bujukan ayah yang pura-pura sakit parah .Sekarang mereka bersama,tetapi seakan bukan suami istri,karena nenek tinggal di rumah belakang dan kakek di rumah depan.Mereka jarang sekali bertegur sapa dan berkumpul layaknya suami istri.
Nenek cerita ke ayah,jika tidak karena ayah yang pura-pura sakit ia tidak akan kembali. Ia merasa tersiksa akan unconditional love.Ya,kakek tidak pernah menghargai apa yang diberikan nenek.Hingga pada tahun 2002 nenek meninggal akibat kanker serviks,kematiannya membuat kakek merasa berdosa karena menyia-nyiakannya selama ini dan belum sempat meminta maaf.
Setelah kepergian nenek,kakek menjadi patah semangat, dan selalu dihantui rasa bersalah,hal ini membuat berat badannya turun drastis akibat diabetes dan akhirnya ia pergi menyusul nenek selamanya.
Dengan membaca cerita ini,saya mengharapkan para pasangan untuk saling menghargai pasangannya dalam hal sekecil apapun.Karena , selama pasangan kita hidup kita tidak peduli dengan keberadaannya,baru ketika ia meninggal ,kita baru akan kehadirannya yang luar biasa dalam hidup.