PASAR RAKYAT ANAK ALTERNATIF MENIKMATI HARI LIBUR SEDERHANA
Hari Minggu kemarin aku, ayah,uti dan Icha jalan ke daerah Griya berencana belanja di salah satu supermarket yang ada di daerah Griya Gunung Sari Bogor. Saat menuju ke supermarket Icha berteriak…”Ibu ada odong-odong…, lihat Icha mau naik odong-odong.” Gadis kecilku mulai merengek, ternyata dia masih inget dengan permainan odong-odong yang sewaktu lebaran tahun lalu menjadi mainan favoritnya saat kita mudik ke Purbalingga.
“Iya, tapi kita ke supermarket dulu ya.”
Setelah selesai membeli persediaan untuk di rumah, kita menepi pada suatu lapangan yang cukup luas di pinggir jalan, tepatnya di Perumahan Griya Bukit Jaya Gunung Puteri Bogor, turun dari mobil Icha langsung menunjuk mainan mesin yang berputar, ternyata dia lupa dengan odong-odongnya.
Mainan yang digerakan dengan generator, berbentuk binatang dino, kuda, macan, buaya, kapal Arab terdiri 6 rangkain ini berputar perlahan dengan iringan musik. Anak-anak balita dengan berbagai mimik wajah berputar seperti ayunan, hampir 20 menitan mereka bermain. Sementara aku berteduh di bawah pohon, menghindari terik matahari yang mulai memanas.Selain rangkain yang berayun, ada juga rangkain kereta api. Thomas menjadi gerbong utama dari rangkain permainan anak. Icha segera memburu rangkain bergambar gajah karena memang merupakan gerbong yang paling besar. Berkali-kali Icha melambaikan tangan ber-dadah-dadah setiap perputaran melewati di hadapan aku. Wajah anak-anak lucu menampakan kegembiraan di saat jam menunjukan pukul 10.00. Sebenarnya pasar dadakan ini suda beroperasi sedari pagi, pukul 06.00 karena kami tidak pernah melintas di jalan ini, tanpa sengaja jadi ‘nemu’ pasar rakyat anak yang terdiri dari beberapa wahana yang tidak kalah dengan wahana-wahana yang ada di modern chanel. Namanya anak dimanapun berada yang penting mainan pasti enjoy. Hanya saja kadang orang kota gengsi dengan berkunjung ke pasar rakyat anak yang biasanya identik dengan kalangan menengah bawah, padahal kalau kita nikmati pasar rakyat anak ini asyik dan murah. Sekali naik wahana disini lebih murah 2 kali lipat darpiada wahana yang ada di modern chanel.
Sembari menungguin Icha yang asyik bermain pancingan, aku melihat keramain sekeliling pasar malam rakyat ini yang mengingatkan masa kecil, dahulu jaman saya kecil yang paling tenar adalah permainan “ombak banyu”. Permainan melingkar dari kayu dengan mengerucut rangkaiannya bergerak seperti ombak air laut berayun dari bawah pada saatnya naik ke atas dan terposisi teratas turun kembali. Aku dan anak-anak akan menjerit-jerit karena sensasi yang ditimbulkan. Rasanya sudah berani naik “ombak banyu” serasa hebat. Tenaga berputar dilakukan oleh orang-orang lelaki sambil setengah berlari.