Malaria hingga kini masih menjadi momok bagi beberapa daerah di Indonesia yang menjadi daerah endemis tinggi penyakit tular vektor ini. Penyakit Malaria adalah infeksi menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. yang terinfeksi. Tingkat keparahan malaria bervariasi berdasarkan spesies plasmodium. Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal. Pemeriksaan darah untuk mendiagnosa malaria meliputi tes diagnostik cepat malaria (RDT malaria) dan pemeriksaan darah penderita di bawah mikroskop. Tujuan pemeriksaan darah di bawah mikroskop adalah untuk mendeteksi parasit penyebab malaria dan mengetahui jenis malarianya. Bahkan pengambilan sampel darah dapat dilakukan lebih dari sekali dan menunggu waktu demam muncul. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di peringkat ke-tiga dibawa Papua dan Papua Barat untuk jumlah kasus Malaria tertinggi di Indonesia (2015-2018). Pada tahun 2017 Sumba Timur menjadi kabupaten dengan kasus Malaria tertinggi di Provinsi NTT yakni sebanyak 39.153 kasus (Badan Pusat Statistik, 2017).
KEMBALI KE ARTIKEL