Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Etika Global Menjawab Krisis Multidimensi

11 Agustus 2014   21:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:48 248 0
Sadar atau terbuai, menerima atau pun menolak, tetapi sebuah fakta baru tentang dunia sedang ditata. Yasraf Amir Piliang menyebutnya “dunia yang dilipat” yang di dalamnya berbagai sisi dunia tampil dengan wajahnya yang baru. Yasraf mengajak kita untuk bertamasya menelusuri ruang-ruang kehidupan kontemporer, menyaksikan fenomena realitas baru, yang tercipta akibat pemadatan, pemampatan, peringkasan, pengecilan dan percepatan dunia (2004:37). Dunia telah menjadi kecil seperti sebuah desa (global village) dan desa kita pun menjadi besar-mendunia. Inilah globalisasi; menggiurkan sekaligus menyisakan sejumlah persoalan etis seperti munculnya relasi instrumentalistik yang eksploitatif dan dominasi kapitalisme yang melahirkan lebih banyak lagi manusia-manusia yang terlienasi dari dunianya sendiri.

Yang menjadi pertanyaan untuk kita, manakah yang lebih dahulu muncul: kesadaran atau globalisasi? Pada tahap awal evolusi, kesadaranlah yang pertama kali muncul. Kompleksitas kesadaran manusia hari ini turut ditentukan pula oleh semakin besarnya intensionalitas atau semakin meluasnya jaringan relasional dengan ‘yang lain’. Dengan kata lain, kompleksitas manusia juga turut ditentukan oleh globalisasi. Selain karena relasionalitas tersebut, kompleksitas manusia juga ditentukan oleh kedalaman refleksivitasnya yang memungkinkan ia menyadari kesadarannya sendiri. Kecanggihan refleksivitas tersebut menyebabkan segala sesuatu yang dianggap pasti/mapan terancam dekonstruksi. Gema jauhnya adalah relativisme.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun