Di era digitalisasi yang serba cepat, media sosial telah menjadi tempat pertukaran antara fakta dan opini saling beradu. Fenomena ini dikenal sebagai post-truth, yang artinya menggambarkan situasi di mana emosi dan keyakinan individu lebih memengaruhi opini publik dibandingkan fakta objektif. Meski istilah ini mulai berkembang baru-baru ini, lima tahun lalu istilah ini masih belum dikenal dengan luas.
KEMBALI KE ARTIKEL