Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

8.000 Liter Minyak Bulog Kadaluwarsa

9 Mei 2019   12:23 Diperbarui: 9 Mei 2019   12:33 103 0
Entah apa yang sedang terjadi dengan Perum Bulog. Belakangan ini kerap kali bermunculan kabar tidak mengenakkan terkait BUMN logistik pangan itu.

Masih ingat soal temuan 6.000 ton beras membusuk di gudang Perum Bulog Sub Divre Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, oleh tim Sergab TNI AD medio Februari 2019 lalu? Atau rencana Perum Bulog baru-baru ini untuk menyalurkan stok beras mangkrak di gudang-gudang penyimpanan yang konon katanya masih ada sekitar 2 juta ton kepada TNI, Polri dan ASN, sebagai ganti tunjangan pangan tunai?

Kali ini berita tak sedap datang dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Setidaknya 8.000 liter minyak goreng milik Perum Bulog yang dikemas dalam ukuran satu liter dan dilabeli merek "KITA" ditemukan dalam kondisi kedaluwarsa di gudang. Saat diperiksa, minyak-minyak itu diproduksi pada 2017 dan memasuki masa kedaluwarsa sejak 12-03-2019.

"Sebanyak 8.000 liter minyak goreng isi ulang sudah kedaluwarsa sehingga tidak dapat diedarkan dan menunggu pemusnahan. Sebagai pengganti, Bulog Labuanbajo masih menunggu pasokan dari pusat," kata Kepala Gudang Marsel Bandur, seperti dilansir dari Media Indonesia, awal pekan ini.

Memang Perum Bulog main minyak goreng juga? Mungkin saja, saat ini bukan cuma saya yang belum tahu seluruhnya produk-produk Perum Bulog. Jika mendengar kata "Bulog", pasti yang terlintas di pikiran kita adalah "beras" dan "gula." Okelah, mungkin "bawang putih" juga bisa karena berita-berita soal Perum Bulog ngotot ingin impor bawang putih sedang marak belakang ini.

Tapi minyak goreng? Rasa-rasanya masih banyak yang belum "ngeh" kalau BUMN yang satu itu juga punya produk minyak goreng yang dijual ke pasar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun