ini dan itu
hanyalah benda mati biasa
sekedar alat dengan faedah
kertas dan pena
aku ini sepenuhnya biasa saja
tak pandai bercakap dalam sajak picisan
membentuk
merancang dengan baik sebuah makan malam
hanya dengan kertas dan pena
aku berucap
gores demi gores lengan ini berayun, sana dan sini
di atas kertas dan pena
jemariku berayun, menanti
menunggu senyum simpul berarak tenang dan pasti
menanti hati bergolak dalam kuali besi
walau ku tak akan pernah tahu
mimikmu
wajahmu
bahkan yang sebenarnya akan terjadi
kertas dan pena ini
adalah penghubung atas apa yang mereka sebut neuron
dan zat gaib bernama hati
dia adalah tumpahan kegelisahan dalam mantra2 suci
yang terrefleksi hingga engkau dan dunia dapat melihatnya bersih
tanpa jaminan, tanpa secarikpun pasti
engkau tak beranjak dari sini
sungguhpun kertas dan pena ini belum berhenti
aku hanya ingin menyapamu
dengan sederhana
Hai hati, engkaulah sinar!